Bila tahun ini sepak bola nasional berjalan kondusif, atmosfer olah raga kulit bundar itu di Banten akan lebih bergairah. Dari daerah yang dulu jadi bagian dari Provinsi Jawa Barat tersebut akan hadir dua tim yang baru saja beranjak dari level amatir.
Cilegon United dan Perserang seharusnya menjadi tim debutan di Divisi Utama 2015. Tahun lalu, mereka sukses lolos dari Divisi Satu-Liga Nusantara.
Mereka akan melengkapi Persita Tangerang dan Villa 2000 yang sudah lebih dulu eksis di kompetisi profesional atau semiprofesional.
Akan tetapi, dua tim itu kecewa lantaran momentum musim perdana harus tertunda lantaran DU 2015 batal digelar.
Kisruh antara Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menjadi latar belakangnya.
Namun, manajemen CU dan Perserang tak ingin gairah pemain, suporter, dan masyarakat setempat yang tengah menguat harus hilang.
Tampil mengikuti suatu turnamen dianggap menjadi solusi agar atmosfer sepak bola di Cilegon dan Serang tetap terjaga.
“Hal itu yang menjadi dorongan kami ikut di Piala Kemerdekaan. Meskipun turnamen itu produk Tim Transisi, kami tak masalah. Yang jelas, kami bisa bertanding. Pemain dan suporter merasakan efek positifnya,” ucap Yudi Apriyanto, CEO Cilegon United.
Tak hanya itu, keikutsertaan di Piala Kemerdekaan dianggap sebagai bentuk tanggung jawab manajemen kepada sponsor. Pasalnya, meski tidak banyak, dana sponsor sudah ada yang cair.
“Maka harus kami pertanggungjawabkan. Jangan sampai sponsor kapok karena merasa dirugikan,” tutur Yudi.
Menurut Yudi, PSSI tak bisa semena-mena langsung mengancam akan memberikan sanksi sebab CU dan Perserang tak ada niatan untuk mengkhianati statuta PSSI.
Editor | : | Kukuh Wahyudi |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar