Setahun pasca-pemilihan presiden 9 Juli 2014, suara minor mulai bermunculan dari para pelaku sepak bola terkait kinerja pemerintah, khususnya Menpora Imam Nahrawi. Mereka mempertanyakan kredibilitas Menpora.
Eks kapten timnas senior, Zulkifli Syukur, menilai Imam sangat lamban menyelesaikan masalah sepak bola yang justru dia ciptakan sendiri.
"Sudah tiga bulan kompetisi terhenti akibat SK Pembekuan PSSI oleh Menpora. Ribuan pelaku sepak bola yang kehilangan pekerjaan menagih janji Menpora yang dulu dengan tegas siap bertanggungjawab," ungkap Zulkifli kepada JUARA.net, Kamis (9/7/2015).
Kapten Mitra Kukar ini menambahkan, kalau Imam ingin menguasai sepak bola kenapa tidak mencalonkan diri jadi Ketua Umum PSSI pada Konggres di Surabaya.
"Atau seharusnya Presiden Jokowi membuat kementerian sepak bola dengan Iman sebagai menterinya. Biar lebih fokus mengurus sepak bola. Jangan seperti sekarang, Menpora yang seharusnya mengurus pemuda dan olahraga malah lebih banyak menghabiskan energi dan waktunya untuk sepak bola," tegas Zukilfli.
Hal senada dikatakan kapten PSM, Syamsul Chaeruddin. Menurut eks gelandang timnas di Piala Asia 2010 ini, sepak bola adalah pemersatu bangsa bukan sebaliknya. "Fakta yang ada sekarang, sepak bola Indonesia seperti terbelah," ucap Syamsul.
Keduanya berharap Presiden Jokowi bisa jadi penengah konflik antara Kemenpora dan PSSI. Dengan alasan diatas, keduanya mengaku tidak puas dengan kinerja Menpora.
"Kami ini jadi pengangguran disaat biaya hidup tinggi menyusul kenaikan kebutuhan pokok dan BBM. Sebaiknya Presiden Jokowi mengganti Menpora yang lebih peka dengan nasib pelaku sepak bola. Pemain kan rakyat Indonesia juga," tutur Zulkifli.
Editor | : | Abdi Satria |
Sumber | : | juara.net |
Komentar