Awalnya di Liga Ramadan (LR) 2015 hanya empat klub yang jor-joran merekrut pemain bintang, yakni Putra Banca, Nahusam FC, OTP 37, dan Horas Community.
Di luar tiket pesawat dan akomodasi, bos-bos klub tersebut menganggarkan dana 1 sampai 5 juta rupiah per pemain untuk satu partai. Setiap tim rata-rata diperkuat 18-22 pemain per partai.
“Soal dana tidak ada masalah. Pamor LR yang sudah menasional membuat kami tidak sulit mendapatkan sponsor,” ujar Nabil Husain, pemilik Nahusam FC yang juga merupakan bos Pusam Borneo FC.
Belakangan, satu klub lain, Khaka FC, turut ikut persaingan dalam mendatangkan pemain-pemain bintang. Setelah sebelumnya ‘hanya’ diperkuat Markus dan Aditya Putra Dewa (PSM), Khaka FC menambah kekuatan dengan mendatangkan trio pemain asing yakni Ronald Fagundez, Mario Costas, dan Anderson Silva.
“Bisa saja kami mendatangkan pemain asing lagi,” ujar Azis Latunrung, pemilik Khaka FC.
Aturan LR 2015 juga terbilang longgar. Panpel memberi kebebasan bagi setiap klub yang masih ingin mendatangkan pemain sampai dengan partai puncak, 14 Juli mendatang.
“Yang penting, pemain bersangkutan belum pernah tampil dengan klub lain di ajang ini sebelumnya,” ujar panpel LR 2015, Herman Rante.
Bagi pemain, bayaran yang mereka terima juga dirasa cukup di tengah vakumnya kompetisi di Tanah Air.
“Turnamen Liga Ramadan memberi saya ‘keuntungan ganda’ yakni berkompetisi sekaligus jalan-jalan di Makassar,” ujar gelandang Mitra Kukar yang membela Nahusam FC di LR 2015, Rizky Pellu.
“Bukan uang tujuan utama, saya ingin menjalin hubungan dengan sesama pemain di Makassar,” ujar Ferdinand Sinaga, striker Sriwijaya FC yang membela tim Horas Community.
Editor | : | Bolanews |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar