Sikap santai pengurus atas pernyataan Presiden FIFA, Joseph Blatter, yang meminta krisis kepemimpinan PSSI sudah beres dengan deadline Februari 2008 memantik reaksi negatif dari anggota yang punya hak suara.
Mereka menilai hal itu sama saja menjebloskan sepakbola Indonesia ke dalam lubang kegelapan. Pasalnya, sebagai induk organisasi sepakbola dunia, FIFA tak akan kompromi dalam menjatuhkan sanksi karena kemauan mereka tak dituruti.
“PSSI seharusnya cepat mengambil keputusan, jangan sampai kelak merugikan nasib sepakbola kita,” kata manajer Persikabo, Edison Hutahea.
“Jika pengurus PSSI masih ingin dinilai waras, peringatan Blatter untuk memilih ketua umum baru harus dilakukan. Peringatan itu jangan dianggap guyon,” sebut Randiman Tarigan, Sekum PSMS.
Baik Edison maupun Randiman meminta PSSI mengundang klub dan membahas kasus yang menjadi sorotan FIFA. Karena PSSI bukan milik pribadi, mereka harus mempertimbangkan nasib klub-klub jika sampai sanksi jatuh.
Apalagi saat ini prestasi sepakbola nasional makin terperosok, gagal di SEA Games, Piala Asia, Pra-Olimpiade, dan gagal pula mengirimkan tim ke Liga Champion Asia. “Jangan sampai arogansi pengurus mengulangi kesalahan untuk kali kedua. Cuma keledai yang terperosok pada lubang yang sama. Kerja sama antara klub dan PSSI diperlukan guna mencari solusi,” ujar Edison.
“Jika sampai dibekukan dan kompetisi kita tak diakui, lantas mau ke mana hasil pembinaan dan kompetisi?” ucap Ketua Harian Persikab, Endang Soparie.
Oleh karena itu, asisten manajer Persepar Kalteng, Hatir Sata Tarigan, meminta pengurus PSSIdan Nurdin Halid tidak tutup mata. ”Banyak hal yang harus diselamatkan dalam sepakbola kita. Sebenarnya kesulitan menggelar munaslub disebabkan pengurus PSSI dan klub punya perasaan segan dan loyal kepada Nurdin, bukan pada lembaga PSSI,” katanya.
Tokoh-tokoh sepakbola di daerah kian takut jika PSSI membangkang. “Jelas kami khawatir. Yang diinginkan FIFA itu berupa perintah,” kata Hardi Maksud, Ketua Harian Demisioner Pengda PSSI Jabar.
Suara paling keras ada di Deli Serdang. “Sikap ngotot sekelompok pengurus PSSI tak bisa lagi dihadapi dengan kepala dingin. Sudah saatnya klub bertindak kasar. Jika mereka tak mau melaksanakan munaslub, klub yang harus mengambil inisiatif. Jangan gara-gara PSSI sepakbola Indonesia jadi kiamat!” tutur Erwin Pelos, Sekum PSDS.
Erwin meminta semua klub agar memaksa Pengda PSSI di daerahnya bersikap proaktif. Dia berjanji akan menggebrak Pengda PSSI Sumut.
(Penulis: Ario Yosia/Gatot Susetyo/Marwis Umsa/Fahrizal Arnas/Budi Kresnadi/Teguh Nurtanto)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Selasa 25 Desember 2007, BOLA Edisi No. 1.786 |
Komentar