Dua Rintangan Hadang Persija

Tidak berputarnya kompetisi profesional di Indonesia membuat seluruh klub mengalami kesulitan. Bagi Persija, keadaan yang dijalani tampaknya akan lebih berat.

Pasalnya, rencana mengikuti Piala Indonesia Satu yang diproyeksikan sebagai sumber pendapatan justru terancam. Utang kepada pemain dan tim pelatih sekitar tiga bulan menjadi penyebabnya.

“Pemain pasti bakal meminta kejelasan sebelum memutuskan ikut turnamen. Kami berharap ada komunikasi yang baik dari manajemen. Bagaimana soal pembayaran gaji kami dan yang lain-lain,” kata Rahmad Darmawan, pelatih Persija.

Bagi RD, sapaan akrab Rahmad, kini yang memegang kendali adalah pemain. Jika pemain mau ikut di turnamen produk promotor Mahaka Sports itu, maka langkah Persija akan lebih mudah.

Namun, jika pemain menolak, manajemen tim berjulukan Macan Kemayoran tersebut harus putar otak lagi bagaimana mendapatkan pemain.

“Kami belum ada latihan sampai sekarang. Bahkan, saya belum berkomunikasi dengan pelatih kepala dan manajemen. Semuanya masih abu-abu,” ujar Satya Bagja, asisten pelatih Persija.

“Manajemen memang berencana mengikuti Piala Indonesia Satu, tapi siapa pemainnya? Jika manajemen belum membayar utang gaji, kemungkinan tak akan ikut,” ucapnya melanjutkan.

BOPI
Satu rintangan lain yang siap menghadang jika Persija tak cepat melunasi tunggakan gaji pemain dan pelatih adalah verifikasi BOPI.

Meski hanya level turnamen pramusim, BOPI yang bertugas mengawasi kompetisi olah raga profesional Indonesia itu akan ketat mengawasi keuangan klub.

“Aspek mendasar seperti finansial dan legalitas tetap menjadi perhatian khusus kami. Terkait Persija, kami berharap mereka mampu melunasi gaji pemain,” tutur Sekjen BOPI, Heru Nugroho.