Arsenal melepas lima pemain setelah kontrak mereka berakhir pada 1 Juli 2015. Selain empat pemain akademi yang keluar, muncul juga nama Abou Diaby (29). Ya, pemain tersebut mungkin sosok paling tak beruntung sepanjang sejarah Gunners di Premier League
Kendati mencatatkan 180 laga tim utama dalam 10 tahun terakhir, gelandang tangguh itu hanya membuat dua penampilan kompetitif bagi Arsenal dalam 27 bulan terakhir.
Ia terakhir membela panji Arsenal pada laga Piala Liga melawan Southampton pada September 2014. Setelah itu, lulusan akademi Clairefontaine, Prancis, yang terkenal itu kembali cedera dan sempat membuat beberapa penampilan bagi tim U-21 pada bulan Maret-April.
Namun, Arsene Wenger tak lagi melirik ke namanya. Sungguh akhir tragis bagi seorang pemain yang menghabiskan satu dekade terakhir bersama pelatih asal Prancis tersebut.
Karier Diaby mulai mengalami kemunduran saat engkelnya berpindah tempat dan retak secara bersamaan setelah terkena tekel keras bek Sunderland, Dan Smith, pada Mei 2006.
Diaby sempat bangkit dari kemunduran tersebut dan selama dua musim sejak 2007 ia melahap 64 laga bersama Gunners. Pada kurun waktu tersebut ia juga memperkuat timnas Prancis untuk pertama kalinya.
Oleh karena itu, manajemen Gunners menawarkan pemain berjulukan Patrick Vieira anyar tersebut kontrak lima tahun tambahan pada Januari 2010. “Abou adalah pemain hebat dengan kehadiran besar di lapangan,” tutur Wenger pada situs resmi klub ketika itu. “Ia punya potensi untuk menjadi pemain terpenting kami selama banyak tahun ke depan.”
Diaby menyelesaikan musim 2009/10 dengan menorehkan 40 laga di semua kompetisi, terbanyak dari masanya di London Utara.
Sayang, pada akhir 2010, engkel Diaby terkena dua tekel keras dalam waktu beruntun, sekali dari Paul Robinson (Bolton) dan Michael Essien (Chelsea). Ia sempat tampil 20 kali antara 2011 sampai menderita cedera ACL (anterior cruciate ligament) pada Maret 2013.
Pada akhirnya, Diaby menjadi simbol era stagnansi Arsenal pada medio hingga akhir 2000-an. Ketika itu, Arsenal sinonim dengan potensi tak terwujud dan mimpi yang gagal menjadi kenyataan.
Kejeniusan sang pemain sempat membuat sahamnya meroket setinggi langit. Akan tetapi, cedera bertubi memaksa pemain kelahiran Paris ini kandas kembali ke bumi.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : |
Komentar