siaan. Ottmar Hitzfeld melihat kecenderungan permainan Muenchen itu berakibat pada kegagalan memastikan gelar Die Herbstmeisterschaft alias juara musim gugur.
Kegusaran trainer Bayern ini tak lain karena hasil kacamata timnya pada pekan ke-16, Sabtu (8/12). Padahal, selain beraksi di rumah mewah Allianz Arena, lawan mereka, Duisburg, sedang berkutat di zona degradasi.
Kebuntuan Bayern bahkan tak berubah meski Die Zebra tampil dengan 10 pemain dalam 10 menit terakhir setelah Mohamadou Idrissou diusir wasit karena menendang kiper Oliver Kahn. Meski tim tamu tidak bisa mematahkan rekor tak pernah menang di Munich selama 40 tahun, hasil ini bisa berakibat fatal pada perburuan titel.
“Kami tidak bisa menang dan memastikan tempat pertama sebelum Natal. Ini kesalahan kami, terutama karena tidak bisa menciptakan peluang lebih awal dan tidak memiliki ketepatan. Kami ingin menang dengan bermain cantik, tapi tampil tanpa gairah dan terlalu statis,” tutur Hitzfeld seperti dikutip Kicker.
Sundulan Martin Demichelis yang hampir berbuah gol adalah satu-satunya peluang bersih bagi klub Bavaria itu. Pertahanan keras kepala Duisburg tak luput dari pujian Hitzfeld karena semakin menyulitkan pasukannya.
Terlampau Banyak
Toh nasib buruk tidak sepenuhnya menaungi FC Hollywood. Posisi puncak tetap mereka tempati karena Bremen takluk 3-4 di tangan tuan rumah Hannover. Kedua klub teratas ini terpisahkan jarak dua poin.
“Kami memainkan partai hebat, tapi sayangnya kami juga membuat terlampau banyak kesalahan,” kata Thomas Schaaf. Sang bos tidak berlebihan mengatakan Werder tampil oke. Mereka bisa menyamakan kedudukan setelah tertinggal 1-3 saat turun minum. Namun, Mike Hanke, bisa melengkapi hattrick untuk memastikan kemenangan Hannover.
Kartu merah Hugo Almeida akibat pelanggaran keras terhadap Szabolcs Huszti di ujung laga mempertegas frustrasi Werder. Kecantikan Bayern belum sepenuhnya menjadi bumerang, setidaknya untuk sementara waktu.
(Penulis: Christian Gunawan)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Selasa 11 Desember 2007, BOLA Edisi No. 1.782 |
Komentar