bukaan kasus suap di kompetisi Indonesia semakin jelas. Keterlibatan bandar internasional dari Malaysia, Singapura, Thailand, dan Tiongkok, semakin jelas terungkap. Menurut Gunawan, mantan pelatih Persipur Purwodadi, jaringan bandar internasional ini masuk dibantu oleh beberapa perantara di dalam negeri.
“Jaringan bandar luar negeri itu masuk sejak ada kompetisi IPL tahun 2011 lalu. Jaringan mereka muncul dari situ dan akhirnya berkembang karena mereka mengenal perantara atau runner di Indonesia,” kata Gunawan, saat dihubungi juara.net, Kamis (25/6) siang. Sebagai ilustrasi, IPL yang masih menjadi kompetisi break away league saja sudah muncul dalam bursa taruhan internasional pada 2011.
Bandar bernama Michael David, Boy, David Ruslan dkk. malang melintang di sepak bola nasional. “Mereka mengatur pertandingan dan melakukan judi di luar negeri. Taruhannya bukan di Indonesia. Mereka judi lewat internet dan online,” ucap Gunawan. Sementara di Indonesia, kaki tangan mereka seperti JL, BS, dll. juga terus mengadakan kontak. Mereka tak hanya mengatur soal menang, kalah, atau seri, tapi juga gol-gol yang terjadi pada menit keberapa saja. Hal ini berhubungan dengan judi “bola jalan”, yang memang menjadi salah satu favorit para petaruh.
Gunawan mengakui di kompetisi Divisi Utama 2013 menjadi lahan judi paling efektif dan terhitung aman dilakukan oleh klub-klub. “Memang dengan tidak adanya degradasi pada musim itu, klub seperti bebas bermain. Toh kalau kalah terus dan berada di posisi juru kunci, klub-klub itu kan masih berada di kasta yang sama, jadi mereka seperti nothing to lose,” tutur Gunawan.
Motivasi Gunawan membuka kasus ini tak muluk-muluk. Ia ingin PSSI sadar dan segera bereaksi untuk membersihkan jaringan mafia pengaturan skor itu. “Jadi orang-orang seperti saya ini semestinya dirangkul atau dilindungi untuk mengungkap bandar-bandar besar itu. Kalau hal semacam ini dibiarkan sepak bola Indonesia bakal semakin hancur,” ungkapnya.
Editor | : | Ary Julianto |
Sumber | : | BOLA |
Komentar