Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Preview GP Catalunya: Rossi Gelisah karena Lorenzo

By Arief Kurniawan - Jumat, 12 Juni 2015 | 13:40 WIB
Valentino Rossi (kiri), tahu kekuatan besar rival beratnya, Jorge Lorenzo.
Bridgestone Motorsport Media
Valentino Rossi (kiri), tahu kekuatan besar rival beratnya, Jorge Lorenzo.

Bila ada pebalap yang paling senang menatap GP Catalunya hari Minggu nanti pastilah Jorge Lorenzo. Dia sedang on fire dengan memenangi tiga balapan beruntun sebelum ke sini dan poinnya hanya terpaut enam terhadap pimpinan klasemen Valentino Rossi, plus secara teknis Catalunya adalah sirkuit ideal dengan gaya balapnya.

Apalagi bila ditambah fakta bahwa Yamaha kini sedang bagus di semua sisi teknis, kecuali top speed. Namun itu bukan masalah besar, mengingat dari 4,7 km panjang keseluruhan Catalunya area top speed itu tak sampai seperempatnya. Artinya, Lorenzo (dan juga Rossi) bisa menabung waktu di bagian lain sirkuit, terutama di tikungan.

Kekuatan utama Lorenzo adalah cornering speed atau stabil cepat di tikungan. Bisa dibayangkan bila jenis tikungan yang dibutuhkan, yaitu melengkung dan panjang justru ada seabrek di Catalunya. Dengan teknologi transmisi seamless yang sudah sangat oke, ini akan menjadi daya ledak Lorenzo. Rossi, sebaliknya, sangat piawai juga di tikungan tapi bedanya pada saat masuk dan keluar alias ketika ingin menyusul lawan. Namun Rossi sudah menyatakan sangat khawatir dan gelisah dengan kecepatan Lorenzo belakangan ini. Dan kegelisahan itu bisa terbukti sekali lagi pada hari Minggu.

Ducati dan Honda punya masalah berbeda, walau punya juga keuntungan yang sama, top speed. Bila Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso dengan Ducati mereka mampu secara konsisten membuntuti Yamaha selepeas tikungan pertama, itu pertanda bagus buat mereka. Tapi bila tidak, podium adalah harapan terbesar karena mereka akan kewalahan bila hanya mengandalkan top speed.

Marc Marquez gagal menang lagi? Memang sih mencoret dia dari daftar calon pemenang sungguh naif. Bagaimanapun dia punya kekuatan ekstra pada gaya balapnya yang agresif dan terukur. Hanya, ketika di setiap seri, dan di setiap tikungan, dia mesti mengontrol motornya terutama saat keluar tikungan, tentu pancingan untuk membuat kesalahan selalu ada. Tenaga besar Honda memang hingga kini masih jadi PR untuk dikendalikan oleh siapa pun, termasuk seorang Marquez. Ketika top speed oke tapi lalu mesti direm keras untuk menyusul dan menikung, risiko berikut adalah melebar atau crash. Ini problem Honda, dan Marquez, saat ini. Di Catalunya, tak mustahil itu terulang.

Karakter Sirkuit
Buat F1 atau MotoGP, sirkuit Catalunya sama menantangnya. Bila di F1 aerodinamika dipertaruhkan, di MotoGP keseimbangan motor saat menikung dan keluar dari tikungan sangat menentukan.
Banyaknya tikungan panjang ke kanan membuat motor harus memiliki kestabilan ekstra, selain tentu saja dilengkapi keterampilan pebalap saat melintas di sana. Satu-satunya "paket berbeda" di Catalunya adalah tepat di depan tribun utama, lintasan lurus yang panjang yang mesti diakhiri dengan pengereman keras namun sempurna bila tak mau melebar.

Ban
Bridgestone menyediakan ban asimetris, dengan sisi sebelah kanan memiliki tingkat kekerasan kompon dua tingkat dibanding sebelah kiri. Banyaknya tikungan cepat, panjang, dan ke arah kanan menjadi penyebab ban Jepang ini membawa ban jenis tersebut ke Catalunya.
Selain itu, suhu panas juga diperkirakan bakal menjadi bumbu balapan sehingga menambah tingkat penggunaan ban menjadi ke level super.
Sejak GP Argentina, baru di Catalunya inilah tingkat pemakaian ban tinggi lagi. Bedanya, di Sirkuti Termas Hondos itu yang paling tersiksa sebelah kiri, sementara di Catalunya sebelah kanan.

Prediksi
Lorenzo akan mencoba mengambil inisiatif lomba. Bila ia langsung di depan, dia akan mengumpulkan waktu sebanyak mungkin, seperti yang ia lakukan di tiga balapan sebelumnya. Itu supaya ada jarak dan kekurangan Yamaha di lintasan lurus tak dimanfaatkan oleh Ducati atau Honda. Cara ini sepertinya sulit dilakukan Rossi, mengingat belakangan ia jarang langsung ada di depan. Namun, bila di lap-lap akhir Lorenzo gagal membuka jarak alias selisih waktu antara dia dan pebalap kedua tak sampai satu detik, kemungkinan dia kalah sangat besar. Lawan bisa ambil risiko untuk menyusul dia lewat lintasan lurus (Ducati dan Honda) atau late braking (Rossi). Bila hingga tujuh lap Lorenzo sudah unggul di atas 2 detik, kecuali dia jatuh setelah itu, balapan bisa dinyatakan milik dia.


Editor : Arief Kurniawan
Sumber : Dari Berbagai Sumber


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X