Badan Olahraga Profeional Indonesia (BOPI), seperti sudah tak bisa membendung berjalannya Liga Super Indonesia 2015. Setelah Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengingatkan Menpora untuk tidak terlalu mencampuri urusan internal PSSI dan sepak bola, FIFA juga mengancam akan menghukum sepak bola negeri ini, jika PSSI masih dihalangi untuk menggelar kompetisi 4 April ini.
Namun sejumlah usaha masih bisa BOPI paling tidak untuk tidak kehilangan muka sebagai pengelola olahraga profesional di Tanah Air. Dalam siaran persnya yang dikirimkan kepada BOLA, BOPI kini hanya bisa mengingatkan klub-klub mengenai izin kerja dan izin tinggal pemain dan pelatih asing yang mereka miliki.
"Kami ingatkan agar klub membereskan semua persyaratan administrasi pemain dan pelatih asing yang ada di klub-klub. Kami akan terus memantau mereka bersama Dirjen Imigrasi. Jangan sampai pemain yang belum mendapat izin kerja dan izin tinggal sudah bermain. Begitu pula soal pelatih yang belum mendapat izin kerja dan izin tinggal duduk di bangku cadangan," ucap Noor Aman, Ketua BOPI.
Melihat perjalanan beberapa musim belakangan, hal tersebut sebenarnya sudah dilakukan oleh PT LIga Indonesia. Bahkan tak hanya soal izin kerja dan izin tinggal, PT LI juga mengharuskan para pemain asing yang baru pertama kali merumput di Indonesia mendapatkan ITC dari federasi terakhir dimana mereka bermain.
Namun sebagai langkah preventif, himbauan BOPI patut diapresiasi. Maklum badan tersebut sejatinya kini sudah kehilangan muka karena LSI tetap berjalan dengan 18 klub meski BOPI hanya merekomendasikan 16 klub saja.
Editor | : | Ary Julianto |
Sumber | : | BOLA |
Komentar