Pelatih Maurizio Sarri kini telah resmi menjadi pelatih Napoli menggantikan Rafael Benitez yang memilih hengkang ke Real Madrid. Bersama Il Partenopei, pelatih berusia 56 tahun itu ingin membuktikan bahwa ideologi pelatih timnas Italia, Antonio Conte, dalam memilih pemain telah salah.
Sejak pertama kali menangani Italia, Conte selalu mengatakan bahwa dirinya akan menerapkan ideologi meritokrasi atau memberikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi atau berkemampuan lebih sebagai sarat untuk bergabung dengan timnya. Beberapa pemain perprestasi seperti Graziano Pelle, Eder Citadin Martins, Roberto Soriano,dan Simone Zaza telah beberapa kali dipercaya membela Gli Azzurri.
Namun, hal tersebut dipandang oleh Sarri sebagai hal yang patut dilakukan. Hal ini diungkapkan langsung oleh agennya, Alessandro Pellegrini. Sarri akan membuktikan di Napoli bahwa meritokrasi itu akan lebih berguna ketimbang hanya sekedar kemampaun individu pemain di dalam sepak bola.
"Sarri adalah seorang 'pencipta' tim dan saya berharap ini adalah sebuah pertanda baik bagi olah raga ini. Ia akan memcoba membuktikan bahwa meritokrasi itu seharusnya selalu ada di dalam sepak bola," kata Pellegrini kepada Piuenne dikutip dari Football Italia.
"Pelatih telah mengakhiri masanya sebagai pengangguran ke salah satu pekerjaan yang paling bergengsi di sepak bola. Ini akan menjadi mimpi yang menjadi kenyataan karena jika ia bisa memilih tim mana yang ingin ia tangani, itu adalah Napoli."
Bagi Sarri, kemampuan individu pemain tidak bisa selalu dijadikan patokan dalam menentukan pemain nama yang akan ia datangkan atau ia gunakan di dalam skuat. Sejauh sang pemain dapat menerapkan instruksi pelatih dengan baik di lapangan, maka hal tersebut akan lebih baik ketimbang mendatangkan pemain berkualitas, namun tidak dapat berkontribusi bagi tim seperti Mario Balotelli di Liverpool saat ini.
Editor | : | Verdi Hendrawan |
Sumber | : | Football Italia, Piuenne |
Komentar