Musim ini adalah musim pertama bagi Persatu Tuban mengarungi kompetisi divisi utama. Kesempatan tersebut mereka peroleh dengan menjuarai Liga Nusantara 2014. Tak heran jika klub berjuluk Laskar Ronggo Lawe itu sangat bersemangat mempersiapkan diri dalam menyambut kompetisi divisi utama 2015.
Sayangnya, semangat tersebut hanya seumur jagung. Sebelum merasakan bertanding secara resmi, huru-hara di sepak bola nasional kembali terjadi seiring pertikaian Menpora dan PSSI.
Akibat perseteruan ini, kompetisi menjadi terkatung-katung dan tidak jelas. Kondisi ini lantas menyurutkan semangat Persatu hingga tim kebanggan Ronggomania tersebut terpaksa bubar.
Pelatih Edi Sutrisno telah kembali ke Malang, begitupun dengan semua pemainnya telah kembali ke rumah masing-masing.
Meski telah dibubarkan, bukan berarti manajemen Persatu lepas tanggung jawab. Pemenuhan hak pemain tetap diselesaikan oleh manajemen sebagai bentuk dari sikap profesional manajemen.
“Persatu memang sudah bubar, tapi hak pemain telah kami penuhi. Untuk membereskan hak pemain tersebut kami harus mengeluarkan dana sebesar 900 juta rupiah. Kalau dibilang rugi itu pasti, tapi kami harus tetap bersikap professional,” tegas Fahmi Fikrony, Manajer Persatu.
Editor | : | Sahlul Fahmi |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar