klub besar Eropa menyentuh Cina, Thailand, dan beberapa negara Asia lain, Indonesia pun mendapat giliran. Jika Real Madrid baru akan membuka SSB di Denpasar tahun depan, maka SSI (Soccer School Indonesia) Arsenal sudah mulai beraksi tahun ini.
”Kami sudah memiliki sekitar 220 siswa. Jumlah itu pada bulan Desember nanti diharapkan menjadi 350 agar menyentuh angka break event point,“ ujar Iman Arif, pemilik 80 persen saham SSI Arsenal Indonesia.
Jumlah siswa mereka terhitung sedikit atau sedang. Namun, dengan uang sekolah Rp 2,2-3,5 juta per sepuluh sesi/orang, tentu jumlah luar biasa untuk ukuran SSB.
Tapi, Iman buru-buru mengingatkan bahwa lembaganya menyeimbangkan antara prinsip komersial dengan sosial, termasuk aspek prestasi. Karena itu, di sana juga dikenal kelas advance untuk pemain yang punya skill istimewa tapi tidak dibarengi kemampuan finansial cukup.
”Prinsip ini seirama dengan semangat dasar kami serta passion dari Arsenal kala memanggil kami ke London. Jika masuk dari jalur komersial, kami tak akan mampu. Mereka memasukkan kami dari pintu komunitas SSB Arsenal. Jadi kami bukan cuma membeli right, tapi jaringan,” sebut Iman, yang menyebut angka Rp 2 miliar lebih untuk hak pakai citra Arsenal selama tiga tahun.
Untuk itu petinggi The Gunners tak khawatir dengan ekspansi klub-klub besar Eropa yang masuk Asia dengan pendekatan bisnis. Soalnya pola satelit-satelit SSB Arsenal yang kini ada 30 buah di seluruh dunia dinilai lebih kuat.
Telenta Fandi
Salah satu bukti, satelit mereka di Asia pada 17-18 November mempererat jaringan dengan terlibat di turnamen terbuka bertajuk Reach Your Goal 2007 di Singapura, yang diikuti tuan rumah, Indonesia, dan Jepang.
”Pemain diajar berinteraksi dengan lawan dari berbagai kewarganegaraan dan kualitas. Mental dan skill mereka akan terasah,” ucap Marvin Suwarso, General Manager SSI Arsenal.
Seberapa besar kontribusi untuk sebakbola Indonesia? “Tentu ada. Sekalipun pemain kami terdiri dari berbagai bangsa, toh pemain lokal tetap mendapat manfaat,” tutur Iman.
Ia lantas mencontohkan kehadiran dua putra pelatih Pelita Jaya, Irfan dan Ikhsan Fandi Ahmad. Kelebihan dua remaja warga Singapura dengan talenta istimewa itu akan menular pada pemain lokal. Sekalipun begitu, ada pula local content yang juga istimewa seperti Ghozian Rowi atau Arif Satrio.
”Kelak kami berharap bisa menyetor pemain untuk timnas. Sekarang sudah tiga pemain kami diminta Rahim Sukasah dari Badan Tim Nasional. Salah satunya Ryandi,” kata Yahya Yusworo, pelatih SSI selain Fandi Ahmad, Claudio Luzardi, Dale Mulholland, dan banyak lagi.
(Penulis: Sigit Nugroho)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Selasa 20 November 2007, BOLA Edisi No. 1.776 |
Komentar