Dulu, dalam tiga duel di periode 15 sampai 19 tahun lalu, Indonesia selalu mengalahkan Myanmar dengan selisih minimal empat gol. Sekarang, dalam tiga duel di periode satu tahun terakhir, Indonesia dua kali dikalahkan Myanmar.
Fakta tersebut sudah cukup untuk menggambarkan bagaimana kemampuan Myanmar mengatasi ketertinggalan mereka dari Indonesia. Myanmar berhasil karena Indonesia cuma jalan di tempat? Hmm...
Dari kalah telak 1-6 (Piala Tiger 1996), 2-6 (Piala Tiger 1998), dan 0-5 (Piala Tiger 2000), sekarang Myanmar bisa menang 4-2 (timnas U-23 di SEA Games 2015) dan 2-1 (timnas U-19 dalam uji coba di Senayan pada 7 Mei 2014) serta hanya kalah 1-2 (timnas senior dalam uji coba di Sidoarjo pada 30 Maret 2015).
Dalam setahun terakhir prestasi sepak bola Myanmar jelas lebih mengilap dari Indonesia. September 2014, Myanmar lolos ke Piala Dunia U-20. Sementara tim Garuda Muda gagal total.
Di SEA Games Singapura 2015, tampaknya sepak bola Myanmar juga akan lebih mengilap dari sepak bola Indonesia. Kemenangan 4-2 Myanmar atas Indonesia di laga perdana Grup A (2 Juni) menjadi penegas awal.
Menyimak persiapan, wajar kalau Myanmar mampu mengalahkan Garuda Muda. Secara khusus, tiga bulan sebelum SEA Games 2015, Liga Profesional Myanmar dihentikan untuk memberi kesempatan timnas U-23 mempersiapkan diri menghadapi SEA Games.
Myanmar U-23 yang dilatih Kyi Lwin memanfaatkan waktu tiga bulan dengan menjalani lima uji coba internasional plus tampil di Kualifikasi Piala Asia U-23.
Sementara Indonesia tidak menghentikan liga demi persiapan SEA Games. Parahnya, liga kemudian tidak jadi berputar karena konflik PSSI-Kemenpora.
Sekarang bagaimana? Sepak bola Indonesia tidak perlu malu belajar ke Myanmar tentang cara bagaimana mereka mengembangkan sepak bola.
Sebagai penutup, berikut kutipan dari komentar Ivan Kolev, pelatih timnas Indonesia di Piala AFF 2002 serta Piala Asia 2004 dan 2007. Ivan Kolev pernah membesut timnas Myanmar pada 2004-2005 serta melatih tim Yangon United pada 2012-2013.
Pada tahun 2012, seperti dikutip dari situs FIFA, Kolev berkata: "Jika saya membandingkan sepak bola Myanmar sekarang dengan situasi enam tahun lalu selama saya menjadi pelatih tim nasional, saya bisa berkata bahwa negara ini telah membuat kemajuan besar dalam hal infrastruktur dan pengembangan teknik. Mereka paham bahwa satu-satunya jalan untuk melangkah maju adalah melalui program di tingkat akar rumput".
Editor | : | Riemantono Harsojo |
Sumber | : | - |
Komentar