21 ke tim senior Singo Edan.
Namun, impian merasakan kompetisi harus dikubur setelah Menpora Imam Nahrawi menghentikannya. Apalagi kini FIFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.
Mental Oky sebagai pemain muda sempat turun dengan kondisi ini. Karena itu, sebagai antisipasi, kini pemain 21 tahun itu memilih fokus kuliah.
"Saya sudah semester enam. Sekarang saya fokus biar cepat selesai. Mumpung belum banyak pertandingan," kata dia.
Hikmah tidak ada kompetisi memang membuatnya lebih rajin masuk kuliah hari Sabtu dan Minggu. Kebetulan memang dia mengambil kelas khusus di IKIP Budi Utomo Malang.
Jika lulus tepat waktu, setahun ke depan dia sudah bisa menyandang gelar sarjana pendidikan.
"Saya ambil jurusan PJKR (Olahraga). Kalau sudah lulus ya jadi guru olahraga nantinya," katanya.
Tidak menutup kemungkinan jika sepak bola Indonesia tak pernah lepas dari masalah, tahun depan Oky memilih jadi guru olahraga ketimbang bermain bola.
"Kalau sudah lulus kuliah ya bisa jadi. Tapi sekarang kan masih belum," kata dia.
Di skuat Arema, Oky dinilai punya potensi. Sebab dia bisa dimainkan dalam dua posisi, yaitu stoper dan gelandang.
Kelebihan ini membuat pelatih Arema Suharno menariknya ke tim senior. Hanya, karena usianya masih muda dan pengalaman di tingkat senior minim, Oky lebih banyak jadi penonton saat QNB League 2015 yang sempat diputar dua pekan.
Saat ujicoba dia selalu turun meski hanya 15 menit terakhir.
Editor | : | Iwan Setiawan |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar