Jorge Sampaoli menuai kritik dari caranya memilih skuat akhir Cili untuk Copa America 2015. Media lokal meyakini bahwa sang pelatih memangkas jumlah pemainnya tanpa berdiskusi dengan pemain yang ditendang.
Striker Fabian Orellana tersinggung karena ia mendapat informasi bahwa sang pelatih telah memilih daftar 23 pemain jauh sebelum tenggat 1 Juni.
Ia tidak terima karena namanya merupakan bagian dari tujuh pemain cadangan bila ada salah satu dari daftar utama yang tak bisa ikut turnamen.
“Prosedur ini tak benar dan oleh sebab itu saya memilih tak berpartisipasi,” ujar striker Celta Vigo tersebut melalui akun Instagramnya, pada medio Mei.
“Dialog tak seharusnya seperti ini,” ujar Mark Gonzales, yang juga mengundurkan diri sepekan lalu karena alasan sama, kepada ADN Radio. Fakta-fakta tersebut lantas menjadi makanan media lokal.
Kapten tim Cili, Claudio Bravo, akhirnya angkat bicara.
“Apabila tidak cedera, kekecewaan gagal masuk skuat 23 pemain sangat wajar, tapi Anda tak bisa pergi begitu saja saat skuat masih berkumpul,” ujar kiper Barcelona itu kepada Chile Vision.
Permasalahan Sampaoli tak berhenti di situ. Sang pelatih terhitung paranoid menukangi La Roja. Ia menutup semua akses ke kamp latihan Cili di Monasterio Celeste di Requinoa dan meminta polisi berpatroli di perimeter.
Ketika patroli ini tak mencegah seseorang menerbangkan drone (helikopter kecil berbaling-baling empat) ke udara di atas pusat latihan pada Kamis (28/5), sang pelatih langsung menghentikan sesi hari tersebut.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar