Sebelum final Liga Champion 2006/07, seseorang menulis sebuah artikel yang menyebutkan bahwa Rafael Benitez tinggal selangkah lagi menuju predikat sebagai pelatih terhebat Liverpool sepanjang masa. Itu semua omong kosong!
Bob Paisley, yang menangani Liverpool sejak 1974 hingga 1983, telah mempersembahkan enam gelar juara Liga Inggris dan total meraih 19 trofi juara, termasuk tiga gelar Eropa. Ia mampu menggabungkan sifat rendah hati dengan mental juara sekeras batu granit.
Istimewanya, Paisley berkata bahwa dirinya hanyalah seorang “caretaker” yang mencoba membangun kembali sisa-sisa peninggalan Bill Shankly, sang pencipta sejarah di balik kesuksesan Liverpool. Kesuksesannya di tingkat Eropa merupakan hasil dari kerajinannya.
Anak buah Paisley berhasil menjuarai Liga Champion pada 1977, 1978, dan 1981. Sehari setelah menyabet ketiga gelar tersebut, Paisley tetap datang ke kantor dengan mengenakan kardigan kesayangannya, bersama direktur klub dan sekretarisnya, tepat pukul sembilan pagi.
Mereka berembuk untuk memutuskan pemain mana yang harus mereka beli sekaligus mengembangkan tim di dua atau tiga sektor penting. Mereka tidak selalu mengincar pemain dari klub yang lebih lemah. Salah satu tujuan mereka membeli pemain baru adalah untuk peningkatkan persaingan dalam tim itu sendiri.
Dahulu, Liverpool tidak pernah mempublikasikan perburuan pemain mereka kepada publik. Pihak klub baru bersedia memberi tahu media massa setelah proses transfer seratus persen selesai.
Waktu berubah. Para penguasa bisnis asal Amerika berada di garis depan, sementara pelatih asal Spanyol diberi kepercayaan untuk menangani tim dan ia cenderung berpihak kepada kaumnya sendiri.
Benitez berhasil mengejutkan kita dengan membawa Liverpool naik dari posisi empat ke peringkat tiga Premiership serta melaju ke final Liga Champion dua kali dalam tiga tahun terakhir. Namun, ia mengakui bahwa klubnya masih tertinggal jauh dari Manchester United atau Chelsea.
(Penulis: Rob Hughes)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | BOLA Edisi No. 1.727, Selasa 29 Mei 200 |
Komentar