Keputusan Simon Santoso sudah bulat. Setelah Agustus tahun 2014 kembali masuk ke Pelatnas Cipayung, kini pemain asal klub Tangkas Jakarta ini resmi meninggalkan kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut.
Keinginan Simon untuk mengundurkan diri dari Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur itu diwujudkan dalam bentuk sepucuk surat yang diserahkan pada hari Senin, tanggal 16 Maret 2015.
Dalam surat itu, pebulu tangkis kelahiran Tegal (Jateng), 29 Juli 1985 itu, selain menyebut dirinya memilih mengundurkan diri, dia juga meminta maaf kalau ada kesalahan dan mengucapkan terima kasih kepada PP PBSI.
"Saya memutuskan mengundurkan diri dari Pelatnas Cipayung. Keputusan ini sudah saya pikirkan dengan baik-baik setelah sebelumnya berdiskusi dengan istri, orang tua, dan kakak. Saya pun ingin meninggalkan pelatnas dengan baik-baik," kata Simon, saat dihubungi via telepon, Kamis (19/3).
Simon masuk ke Pelatnas Cipayung pada tahun 2005, setelah enam bulan sebelumnya magang. Pada tahun pertama di pelatnas, dia merebut gelar juara turnamen Robot HCMC Vietnam Satellite dan pada akhir tahun meraih perak pada SEA Games di Filipina.
Pada Desember 2012, dia memilih mengundurkan diri. Keputusan itu dia ambil setelah enam bulan sebelumnya sukses menyabet gelar juara turnamen Djarum Indonesia Terbuka Premier Super Series dengan menundukkan Du Pengyu (Tiongkok) di final.
Simon memilih mengundurkan diri karena setelah juara di Istora Gelora Bung Karno, Senayan itu, dia dirundung cedera berkepanjangan.
Setelah kembali ke klubnya, PB Tangkas, pada bulan September 2013, dia membuat kejutan besar. Simon sukses menjadi jawara turnamen Indonesia Grand Prix Gold di Yogyakarta.
Meski tidak diungkapkan secara terbuka, suami dari Evelyn Carmelita ini merasa tidak dihargai. Sebagai pemain yang sudah dewasa, dirinya memang tidak menghamba untuk dihormati, tetapi dia melihat tidak ada keterbukaan di Pelatnas Cipayung.
Editor | : | Broto Happy Wondomisnowo |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar