Menjadi bintang baru F1 ternyata berpengaruh banyak bagi kehidupan Lewis Hamilton. Dari orang biasa, kini Hamilton pembalap paling kondang di Inggris. Kehidupan normal di kota kelahirannya, Stevenage, pun kini sudah amat sulit diperolehnya. Sampai akhirnya Selasa (31/10) ia memutuskan untuk pindah menetap di Swiss.
Pilihan Hamilton paling tidak mengikuti jejak senior-seniornya yang sudah lebih dulu memilih Swiss, seperti Michael Schumacher, Fernando Alonso, dan Kimi Raikkonen. Di negara tersebut, tiga pembalap itu memang mencari ketenangan, termasuk menghindari gangguan penggemar dan nyamuk pers.
“Saya tahu harus ada yang saya korbankan. Kamu kehilangan kesempatan untuk mengunjungi berbagai tempat, kamu tidak akan bisa merasakannya kecuali sudah berada pada posisi seperti itu dan kamu akan sangat sulit menjalani hidup normal. Saya tidak bisa menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman karena harus berkeliling dunia. Saat kembali ke rumah, semua orang mengenalmu. Saya tidak bisa menonton di bioskop. Ketika ke WC di pompa bensin pun orang-orang mengejar untuk minta tanda tangan,” ucap Hamilton.
Swiss dipilih bukan tanpa alasan. Bagi yang sinis, mereka akan mengatakan Hamilton berusaha menghindari pajak. Namun, pada kenyataannya, pembalap seperti Schumacher merasa nyaman di sana karena tidak ada yang mengganggu saat berada di tempat umum.
“Di sana, orang-orang tidak mengganggumu. Mereka memberimu ruang dan membiarkanmu sendiri. Saya akan ke negara yang tidak saya ketahui, tapi itu sangat menyenangkan,” tambah Hamilton.
(Penulis: Andi Yanianto)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Jumat 2 November 2007, BOLA Edisi No. 1.771 |
Komentar