Hingga pekan mendatang, bisa dipastikan sosok Ayza Gamez bakal sangat populer. Paling tidak di kalangan penggila sepakbola, nama wasit LFP tersebut akan sering dibicarakan. Oleh media lokal, figur Gamez pun akan menghiasi headline.
Alasannya sudah jelas: dua buah gol yang “dihadiahkan” arbitro muda yang baru mengantongi jam terbang dua tahun ini buat Barcelona, saat Los Azulgranas memukul Almeria 2-0 di Camp Nou, Ahad (28/10).
Pertama, saat ia mengesahkan gol Thierry Henry pada menit ke-37. Padahal bomber asal Prancis tersebut tampak berada pada posisi off-side sebelum melepaskan bola ke arah gawang Almeria, yang dijaga Cobeno.
Kedua, tatkala pria yang melakoni debut pada 28 Agustus 2005 itu memberikan penalti setelah Giovani Dos Santos jatuh di kotak 16 meter. Dalam tayangan ulang, terlihat betul bahwa gelandang belia Meksiko ini tidak dilanggar.
Lionel Messi, yang mendapat kepercayaan mengeksekusi bola, tak menyia-nyiakan kesempatan guna mencetak gol kedua bagi Barca. Skor ini pun bertahan hingga Gamez menyudahi laga di hadapan 92.778 pasang mata tersebut.
“Kami kalah dengan harga diri tinggi. Kami mampu memainkan laga bagus melawan tim raksasa, yang biasanya begitu dominan,” kata Unai Emery, pelatih Almeria, mencoba menghindar dari serbuan pers soal kealpaan Gamez.
“Saat keputusan wasit menjauh dari kita, pasti perasaan sakit itu muncul. Tapi, tak ada yang bisa dilakukan. Bagi saya, yang lebih penting adalah kami mampu bermain baik, meski gagal mencuri angka,” lanjut Emery lagi.
Debut Gemilang Jimenez
Bagaimana reaksi Frank Rijkaard? “Kami tak bermain baik. Meski begitu, saya tetap puas karena misi utama kami adalah mengambil tiga nilai penuh. Itu berhasil diwujudkan, meski dengan susah payah,” papar entrenador Barca itu.
Rasanya kita patut setuju dengan pandangan Rijkaard soal permainan buruk The Catalans. Sepanjang 93 menit, bisa dibilang hanya ada kurang dari lima peluang yang tercipta. Melawan tim promosi, tentu ini masuk kategori buruk.
Berbanding terbalik dengan Barca, di Ramon Sanchez Pizjuan, Sevilla justru mampu menang dengan skor yang cukup meyakinkan 3-0 saat menjamu Valencia. Padahal, mereka baru ditinggal pelatih karismatik Juande Ramos.
Logisnya, seperti yang diperkirakan striker Luis Fabiano sebelum laga, moral Los Blancos bakal menukik. Akan tetapi, Fabiano cs. justru menggila dan menghujani gawang Los Ches dengan berbagai bentuk serangan.
Tak ayal ini merupakan debut gemilang Manolo Jimenez di bangku pelatih. Hanya dalam waktu sehari sejak masuk ruang entrenador, Jimenez membuktikan bahwa di Sevilla tetap ada kehidupan tanpa sosok Ramos.
(Penulis: Sapto Haryo Rajasa)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | BOLA Edisi No. 1.770, Selasa 30 Oktober 2007 |
Komentar