River Plate menempuh jalan terjal dalam upaya mengembalikan kejayaan di kompetisi terelite seantero Amerika Selatan, Copa Libertadores.
Setelah melewati laga kontroversial versus rival senegara, Boca Juniors, di babak 16 besar, klub asal ibu kota Argentina mesti bersua dengan salah satu musuh bebuyutan, Cruzeiro, pada perempat final.
Sebutan musuh bebuyutan buat Cruzeiro dikarenakan River pernah 13 kali saling sikut dengan wakil Brasil tersebut di berbagai ajang, mulai dari Copa Libertadores, Supercopa Libertadores, Copa Mercosur, hingga Recopa Sudamericana.
Hasilnya, River lebih sering keok. Klub yang identik dengan seragam putih plus garis diagonal merah itu hanya sanggup menang tiga kali, sisanya berakhir pahit.
Satu duel yang paling membekas di benak para suporter River, terutama angkatan 1970-an, adalah kegagalan di partai puncak Copa Libertadores 1976. Kala itu, klub kesayangan mereka harus mengubur mimpi juara akibat kalah 3-5 secara agregat dari Cruzeiro.
Dalam duel leg I perempat final yang akan berlangsung di Estadio El Monumental, Kamis (21/5), River mengumandangkan tekad memperbaiki catatan buruk terdahulu. Pelatih River, Marcelo Gallardo, meminta kepada anak asuhnya agar mengeluarkan kemampuan terbaik.
“Sejak Senin (18/5) pagi, saya sudah mengingatkan para pemain untuk bersiap menyambut Cruzeiro. Kami harus fokus meski beberapa personel tim masih belum pulih 100 persen dari dampak kericuhan di laga kontra Boca,” ujar Gallardo seperti dilansir Super Esportes.
Dalam pertandingan melawan Boca di leg II babak 16 besar, 14 Mei, empat pemain River mengalami iritasi pada kornea mata akibat terkena semprotan merica yang dilemparkan oleh suporter garis keras lawan ke tengah lapangan.
Editor | : | Indra Citra Sena |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar