Akibat Sanksi FIFA, Bisnis Jersey jadi Korban

Keluarnya sanksi FIFA terhadap persepak bolaan Indonesia tidak hanya berdampak kepada klub dan pelaku sepak bola. Namun, usaha jersey pun terkena dampaknya. Bahkan hingga mematikan penghasilan.

Hal tersebut dilontarkan Dede Hildan, salah satu pemilik toko "Ade Sport" yang berada di kawasan Stadion Persib kepada Harian BOLA, Rabu (3/6) di Jl. Ahmad Yani, Bandung. "Akibat kisruh sepak bola, omset kami bukan menurun lagi tapi hampir berhenti," ujar Dede.

Bahkan lanjut Dede yang terkenal dengan sebutan Ade Sport ini, dari 22 orang karyawan, 11 karyawannya terpaksa dihentikan karena produksi terhenti. "Ya dalam dua minggu ada 11 karyawan saya yang dihentikan karena sepi produksi. Saya juga kasihan tapi mau bagaimana lagi. Kondisi semakin berat, padahal sebentar lagi menginjak bulan puasa dan lebaran," kata Dede.

Sebelum kompetisi dihentikan, Dede mengaku dalam satu hari bisa terjual hingga 100-250 jersey. Belum lagi pesanan-pesanan reseller (distributor) dari berbagai daerah, termasuk dari luar Indonesia.

"Kalau sekarang dalam satu hari yang terjual hanya dua jersey saja. Bahkan banyak pesanan yang di cancel dulu," ujarnya.

Lanjut Dede, reseller pun sudah banyak yang berhenti. Biasanya, hampir setiap daerah di Jawa Barat banyak reseller yang memesan Jersey. Karena itu ia berharap kompetisi di Tanah Air kembali berjalan normal.

"Biasanya akhir pekan selalu ramai dari luar kota yang datang ke sini. Sekarang sepi, yang datang paling hanya satu dua orang saja. Saya berharap kompetisi Indonesia bisa berjalan lagi seperti biasa," lanjutnya.

Jika nyatanya sanksi FIFA bisa mencapai tahunan, Dede mengaku tetap akan berusaha mempertahankan usahanya, hanya saja dengan desain yang berbeda. "Ya mungkin seperti distro-distro begitu. Tapi saya sangat berharap kisruh PSSI - Menpora cepat selesai karena dampaknya sangat terasa," pungkas Dede.