baru ini klub milik Heru Purjianto itu menggandeng Rahmad Darmawan untuk menggelar coaching clinic dan workshop. Even bertajuk “Mengenal Filosofi Kepelatihan Sepak bola Rahmad Darmawan”, diharapkan mampu meningkatkan ilmu pelatihan dan manajemen klub Putri Matador FC.
Selain mengirim delegasi untuk mengikuti workshop di Hotel Bandung Permai, Jember akhir pekan ini, ajang eksebisi sepak bola wanita di Stadion Notohadi Negoro, Jember juga siap diikuti oleh skuad Putri Jakarta Matador FC. Mereka tak hanya mengirimkan asisten pelatih Munif, namun manajemen juga mengirim kapten Putri Jakarta Matador FC, Winda Artha, untuk ikut menimba ilmu dari RD.
“Sepak bola wanita tidak sesederhana dibandingkan sepak bola kebanyakan saat dimainkan oleh pria. Regenerasi harus lebih cepat dilakukan. Di pria konsekuensi tertinggi hanya sebatas kata terlambat. Sedang di putri, konsekwensi lebih besar yakni kata hilang,”ujar Wijang Kinanjar, Project Officer Putri Jakarta Matador FC.
Saat ini beberapa pemain putri Jakarta Matador FC sudah masuk semester akhir kuliah. Sistem sepak bola yang masih belum bersahabat dengan kepentingan wanita, membuat manajemen sering kesulitan dalam melanjutkan pembinaan para pemain putri.
“Pasar atau hidup pemain ada di kompetisi, dan kami tidak ingin munafik dengan menjanjikan sesuatu di luar kewenangan kami. Sepak bola bukan sekadar menendang bola, tapi juga perlu ilmu khusus terkait manajemen teknis hingga pengelolaan tim. Sepak bola wanita masih kekurangan SDM, yang mengerti wanita hanya wanita,” ucap Wijang.
Wijang berharap, daerah lain juga meniru apa yang dilakukan Asosiasi Kabupaten PSSI Jember. Kendati tidak terhubung langsung dengan PSSI pusat, baik program maupun pendanaan, tapi ada posisi tanggung jawab coba ikut diambil terkait sepak bola di Indonesia.
Editor | : | Ary Julianto |
Sumber | : | BOLA |
Komentar