Dalam wawancara dengan Harian BOLA di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Sabtu (30/5), John Barnes menilai performa Liverpool musim ini tak oke. Kinerja Manajer Brendan Rodgers dan komite transer Liverpool berada dalam sorotan.
Salah satu kebijakan yang menjadi polemik adalah klub memilih mendatangkan sejumlah pemain muda potensial ketimbang mendatangkan pemain top berharga mahal.
Padahal, mereka punya modal besar dari penjualan Suarez.
“Klub sudah mengeluarkan uang. Namun, mengembangkan skuat bukan berarti membeli pemain dengan harga mahal, tapi bagaimana Anda menarik pemain yang lebih baik. Guna mendapatkan pemain seperti itu, Anda harus memberi gaji tinggi. Chelsea dan City bisa memenuhinya,” ucap Barnes.
Ia menyebut Liverpool bisa saja menggaji bintang seperti Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo. Namun, pengorbanan besar dalam menggaji bintang itu membuat pemain lain dalam tim tak kebagian uang.
Barnes menilai reputasi Liverpool sebagai pencetak bintang layak dilanjutkan. Ia memberi contoh kasus Fernando Torres dan Luis Suarez.
Keduanya datang ke Liverpool saat statusnya belum menjadi pemain kelas dunia.
“Hanya, semua seperti perjudian. Untuk kasus Torres, Suarez, Daniel Sturidge, atau Philippe Coutinho, perjudian itu berhasil. Namun, tak semuanya berhasil,” ucap Barnes.
“Kucuran uang pun bukan jaminan kesuksesan. Buat Mario Balotelli, hal itu mungkin tak berhasil,” katanya lagi. Barnes yang memperkuat Liverpool pada 1987-1997 menilai Balotelli sulit dicintai di Inggris karena perbedaan kultur dengan di Italia.
“Saya banyak berbicara dengan pelatih Italia, salah satunya Walter Zenga. Dia bilang, orang Italia tak punya masalah dengan karakter Balotelli. Jika sedang tak bahagia, dia sah-sah saja tidak merayakan gol. Orang Italia tak peduli akan hal itu,” ujarnya.
“Namun, situasi di Inggris berbeda. Ikatan pemain dengan suporter sangat dekat dan itulah masalahnya. Relasi Balotelli dengan fan tidak terjalin. Secara teknis, dia pemain bagus, tapi lagi-lagi semuanya perjudian. Sayang, hal itu tak berlaku untuknya.”
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Harian BOLA (Beri Bagja) |
Komentar