Jepang. Asal tahu saja, gelar juara dunia pembalap terakhir bagi pembalap yang memakai motor pabrikan asal Eropa adalah pada musim 1974 atas nama Phil Read. Pembalap asal Inggris tersebut saat itu memakai motor MV Agusta.
Bagi pabrikan, gelar juara dunia bahkan lebih lama lagi. Di musim 1974 itu, meski Read sukses, gelar bagi pabrikan tetap diambil Yamaha. Sejak 1975 hingga 2006, trio Jepang (Yamaha-Honda-Suzuki) bergantian merebut tahta juara kelas 500cc/motogp.
“Ini sangat sulit dipercaya. Hanya lima tahun kami perlukan untuk merebut gelar juara dunia. Yamaha saja perlu 12 tahun sampai akhirnya mereka merekrut Valentino Rossi untuk merebut gelar juara dunia. Sejak 1974, pabrikan Eropa dan Italia gagal menjadi juara dunia, jadi ini sangat spesial. Kami bangga dan ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan,” ucap Livio Suppo, bos Ducati.
Hanya tinggal satu gelar lagi yang belum dipastikan Ducati, yaitu juara dunia tim atas nama Marlboro Ducati Team. Saat ini mereka memimpin 105 poin atas Fiat Yamaha Team. Namun, pengukuhan juga tinggal menunggu waktu.
“Satu rekor lain adalah untuk Casey. Di sejarah motogp, belum pernah ada pembalap yang di musim pertama sama sekali tidak pernah menang dan di musim kedua menjadi juara dunia. Saya lihat ini merupakan permulaan era Casey, gelar pertama dari banyak gelar yang akan diraihnya,” tambah Suppo memuji Casey.
Suppo juga memuji performa Bridgestone, yang banyak disebut sebagai salah satu penentu kesuksesan Ducati musim ini. Keputusan pindah ke Bridgestone tahun lalu dianggap sebagai sebuah perjudian yang sukses.
“Saya benar-benar tertekan saat memutuskannya. Saya tahu persis, jika saya salah, hal tersebut menjadi masalah besar, tapi jika benar, akan sangat baik bagi kami. Sesekali waktu, dalam hidup kita memang perlu mengambil risiko,” katanya.
(Penulis: Andi Yanianto)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | BOLA Edisi No. 1.761, 25 September 2007 |
Komentar