Roger Federer menjadi buah bibir pada hari pertama pergelaran grand slam Prancis Terbuka 2015, Minggu (24/5). Bukan karena kemenangan mudah 6-3 6-3 6-4 atas petenis Kolombia Alejandro Falla, namun karena seorang remaja yang menyusup masuk lapangan, mencoleknya, dan mengajak selfie.
Muka ramah Federer mendadak garang. Ia mengungkapkan kekesalan itu di acara jumpa pers. Semua koran terkenal dunia tak melewatkan kejadian memalukan itu. Berikut wawancara Federer yang disarikan dari berbagai sumber.
***
Isu keamanan di lapangan pertandingan Philippe Chatrier di Roland Garrosmembuat Anda gusar sekali?
Ya, benar. Perasaan aman saya terusik oleh seorang anak muda yang melompat masuk dan mengajak saya selfie. Saya sama sekali tak menikmati waktu yang singkat itu meski hanya satu detik.
Pada 2009 seorang fan bisa mendekati saya di final Roland Garros. Sebelum kejadian ini, fans pemburu tanda tangan bisa masuk di lapangan saya saat berlatih. Seharusnya seperti ini tidak boleh terjadi event sebesar Roland Garros.
Saya tahu sekali kasus penusukan Monica Seles. Jika semua orang bisa sembarangan masuk, itu sangat membahayakan kami. Dalam kasus selfie, saya tidak bisa bereaksi karena ia datang dari belakang saya. (Remaja yang mengajak selfie Federer itu akhirnya dihukum tak boleh masuk lapangan manapun di Roland Garros 2015 sampai event usai).
Bermain tenis saja tidak mendatangkan kegembiraan. Namun bagaimana mengukur kebahagian di lapangan tenis?
Sejujurnya, saat masuk lapangan, perasaan saya sangat senang. Saya bersemangat saat berlaga di hari pertama Prancis Terbuka. Namun, kadang ada rasa kecewa akibat lawan bermain bagus atau saat kita kalah. Saat ini, saya bahagia sebab keluarga saya hadir dan menyaksikan pertandingan.
Ada dua pemain kualifikasi Gastao Elias (Portugal) dan Diego Schwartzman (Argentina) yang mungkin belum Anda dengar. Apa kirakira game plan Anda?
Saya sejujurnya tidak pernah tahu bagaimana kualitas Elias dan juga Schwartzman. Saya senang jika bisa bermain melawan mereka. Namun, sejujurnya saya pernah berlatih melawan Schwartzman di Monaco saat usianya masih 17. Saya menunggu kesempatan melawan para bintang muda itu.
Bagaimana kerjasama dengan pelatih asal Swedia, Stefan Edberg?
Saya memang sedang dalam kondisi terbaik. Fisik saya 100% siap. Saya sangat solid di dalam maupun luar arena. Stefan adalah seorang observer. Ia memberikan saya banyak masukan. Ia tak terlalu banyak mencampuri gaya permainan saya.
Stefan juga sosok yang yang enak diajak bicara. Jika ada pertanyaan, saya akan menanyainya. Senang sekali punya pelatih sekaliber Stefan Edberg. Ia sosok pelatih yang menginspirasi. Ia pun bahagia menjadi pelatih saya, sehingga berimbas pada prestasi saya.
Roger, istrimu berdarah Slowakia. Apakah sering bicara dalam bahasa Slowakia sebab Anda punya skill bahasa asing sangat bagus?
Saya memang bisa berbicara banyak bahasa, namun tidak untuk bahasa Slowakia. Saya tak mengerti sama sekali ketika istri saya bicara dalam bahasa Slowakia padahal kami sudah 15 tahun bersama. Namun, setidaknya anak perempuan saya bisa mengerti bahasa ibunya. Biarlah mereka berdua saja yang bicara menggunakan bahasa Slowakia ha ha ha.
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | ESPN, NYT, USAT |
Komentar