Banyak yang menilai bahwa Hannover telah melakukan kesalahan besar kala meminang Mike Hanke dari Wolfsburg, Mei silam. Selain bengal, bomber yang satu ini juga dinilai tidak punya kualitas menjadi seorang bintang. Benarkah demikian?
Faktanya, dalam empat pekan terakhir, ia berhasil mencetak empat gol di ajang Bundesliga. Dua di antaranya dibukukan kala Hannover menahan imbang Nuernberg 2-2 (15/9).
Hasil ini membuat pelatih Dieter Hecking yakin keputusannya memboyong Hanke akan membuahkan hasil positif.
“Mike memang tidak tergolong pemain yang ‘sopan’ di lapangan. Saya maklum karena dia masih muda sehingga sulit menjaga emosi,” ujar Hecking. “Dengan arahan yang tepat, Hanke bisa menjadi salah satu striker terbaik di Jerman,” lanjutnya.
Pujian bukan hanya datang dari Hecking. Hal senada juga terlontar dari mantan pelatih tim nasional Jerman, Juergen Klinsmann.
“Kemampuan Mike berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan dia pantas mendapatkan tempat di tim nasional,” ucap Klinsmann, yang memasukkan nama Hanke dalam skuad Der Panzer di Germany 2006.
Di usianya yang baru 23 tahun, Hanke sudah tiga kali berganti klub. Jebolan akademi sepakbola Bochum ini sempat memperkuat Schalke pada 2001.
Walau gagal bersaing dengan Ailton, Ebbe Sand, dan Gerald Asamoah, Hanke bertahan bersama The Royal Blues selama empat tahun. Lantas ia hijrah ke Wolfsburg dan dua tahun kemudian bergabung dengan Hannover.
Jika di lapangan terkenal kerap bermain kasar, Hanke justru dinilai sebagai pria yang lembut di keluarganya. Apalagi ketika sang kekasih, Jenny, melahirkan putri pertama mereka pada 15 April 2007 yang diberi nama Janatha-Fey.
“Kehadiran seorang anak telah mengubah hidup saya. Entah mengapa saya menjadi lebih tenang dan betah di rumah,” tutur Hanke.
(Penulis: Wieta Rachmatia)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | 21 September 2007, BOLA Edisi No. 1.760 |
Komentar