21 edisi baru lalu, yang juga dimenangi Jong Oranje.
Melihat aksinya di lapangan secara langsung, pastinya kita akan mengangguk tanda setuju. Apa pasal? Berkat kontribusi Bakkal, Oranje mampu mempertahankan gelar juara. Okelah, cuma satu gol yang bisa dicetak pria 22 tahun itu. Tapi, hampir seluruh gol Oranje diawali dari langkahnya.
“Bakkal akan sangat berbahaya jika dibiarkan saat melakukan serangan dari lini tengah,” ujar Foppe de Haan, arsitek Belanda U-21. Ya, saat menggiring bola, Bakkal bisa menyisir sisi kiri lapangan dengan kecepatannya dan mengumpan dengan akurasinya.
Saat mendobrak dari tengah pun pemuda berdarah Maroko ini bisa menyobek-nyobek pertahanan lawan berkat gocekan-gocekan dan belokan-belokan mautnya. Saat mendapat ruang terbuka, sepakan kaki kanan maupun kirinya pun bisa menyayat jala gawang.
Beruntunglan PSV Eindhoven karena memilik hak kepemilikan atas Bakkal hingga 2011. Meski sepanjang empat musim ke belakang PSV lebih sering meminjamkannya ke Den Bosch dan Twente, saat merekah, Bakkal kembali berseragam Eindhovenaren.
Berkat rapor gemilang di Twente, yang ditutup kiprah sensasional di Oranje, PSV pun memputuskan untuk kembali memanggil Bakkal sejak awal musim ini. Pilihan kubu Philips terbukti ciamik karena pengidola Michael Jordan dan Dennis Bergkamp ini menjelma menjadi figur kunci PSV.
Tak terpaku pada posisi di mana ia dimainkan, Bakkal tetap menggila. Saat Ronald Koeman memakai skema 4-5-1, Bakkal lebih sering diplot sebagai jenderal lini tengah. Sementara itu, ketika PSV melakoni formasi 4-4-2, pemilik mobol VW Golf itu tampil di sayap kiri.
Memasuki ronde 4 Eredivisie 07/08, Bakkal baru mencetak satu gol. Namun, berbekal tren positif sejak akhir Juni lalu, pamor pemuda yang gemar memasak ini akan terus meroket. Tunggu saja.
(Penulis: Sapto Haryo Rajasa)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | 21 September 2007, BOLA Edisi No. 1.760 |
Komentar