“Konyol bahwa Real Madrid hanya memenangi satu gelar La Liga dalam tujuh tahun terakhir.”
Pernyataan dari legenda Barcelona dan Belanda, Johan Cruyff, tersebut termuat di surat kabar De Telegraaf.
“Kalah dalam perburuan gelar satu kali bukanlah masalah, namun melewatkannya selama banyak musim adalah hal yang tak bisa diterima,” imbuh Cruyff yang kala melatih Barca sukses meraih empat titel La Liga beruntun pada rentang 1991-1994.
Jika Cruyff yang tak punya ikatan apa pun dengan Madrid saja mengutarakan keprihatinan, bisa dibayangkan betapa besarnya rasa sesal yang kini dialami para penggawa Los Blancos (Si Putih). Mesin gol Madrid, Cristiano Ronaldo, disebut sebagai salah satu pemain yang paling terpukul terkait kegagalan timnya meraih titel juara La Liga 2014/15.
Madrid memboyong Ronaldo dari Manchester United pada musim panas 2009 dengan harapan mereka bisa menandingi Barcelona yang kala itu tengah membentuk skuat fantastis bersama Pep Guardiola. Ronaldo sudah melaksanakan tugas dan perannya dengan sangat baik. Sejak 2009, CR7 melesakkan 223 gol di La Liga. Rata-rata ia membuat 37 gol per musim!
Sampai pekan ke-37 La Liga 2014/15, Ronaldo telah mencetak 45 gol, atau hanya minus sebiji dari pencapaian terbaiknya pada 2011/12. Ia kini juga masih bisa mengejar rekor gol terbanyaknya di semua ajang bersama Madrid.
Pada 2011/12, Ronaldo mendulang 60 gol, sementara pada musim ini koleksinya di berbagai kompetisi sudah mencapai angka 58. Namun, pundi-pundi gol persembahan Ronaldo seakan percuma lantaran hanya berujung kepada raihan sebiji trofi La Liga 2011/12.
CR7 pantas merasa inferior dengan rivalnya, Lionel Messi, yang sejak 2009 berhasil menggenggam empat titel La Liga.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar