Jalan yang dilalui Manny Pacquiao untuk bisa mencapai status bintang seperti sekarang tidaklah mulus. Segala rintangan hidup harus dilalui petinju kebanggaan Filipina itu.
Pacquiao lahir di kota terpencil dan miskin bernama Kibawe. Saat baru berusia enam tahun, putra pasangan Rosalio Pacquiao dan Dionesia Dapidran-Pacquiao itu harus menyaksikan kedua orangtuanya berpisah setelah sang ayah terbukti memiliki keluarga lain.
Hubungan Pacquiao dengan sang ayah memang tak harmonis. Ia pernah nekat meninggalkan rumah gara-gara ayahnya memakan anjing peliharaan keluarga.
"Manny kabur dari rumah setelah anjingnya dimakan oleh sang ayah," ujar pelatih Pacquiao saat ini, Freddie Roach.
Tumbuh dalam kemiskinan, impian terbesar Pacquiao adalah duduk di meja yang berisi makanan berlimpah ruah sehingga ia dan semua anggota keluarganya dapat makan sampai perut kembung.
"Dia tinggal di jalanan. Apabila membeli dua potong donat di toko, dia akan menjual satu untuk bisa bertahan hidup," tutur Roach.
Menginjak usia 14 tahun, Pacquiao merantau ke Manila dengan harapan mengubah nasib. Di sanalah ia mulai merajut mimpi menjadi petinju profesional.
Dewi Fortuna berpihak kepada Pacquiao. Berkat latihan keras, pria religius itu berevolusi menjadi salah satu petinju terbaik di dunia.
Pac-Man memulai karier profesional pada 1995 saat berusia 16 tahun. Ia kemudian mampu mengukuhkan diri sebagai satu-satunya petinju yang mampu meraih gelar juara di delapan kelas berbeda.
"Dia berjuang melewati semua cobaan, menjadi pemain profesional di usia muda, dan menjadi orang sukses seperti sekarang," ucap Roach.
Pacquiao sudah 65 kali melakoni pertarungan profesional. Rekornya adalah 57 kali menang, dua kali seri, dan enam kekalahan.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar