Dalam regulasi FIFA sudah diatur soal kompensasi untuk klub sepak bola yang pemainnya diambil klub profesional. Meski tak disebutkan besaran persentase yang harus diberikan oleh SSB asal pemain dari klub profesional tersebut, kompensasi itu tetap harus ada.
Namun kenyataannya, hal itu kerap tak dijalankan oleh klub-klub profesional di Indonesia. Sangat jarang klub yang memberikan training compensation terhadap SSB asal pemain karena mereka tak dianggap sebagai klub, meski hanya amatir, yang statusnya dilindungi oleh PSSI dan FIFA.
"Benar, kami tidak pernah mendapatkan langsung dari klub yang mengambil pemain kami," tutur M. Fachrudin, pengelola plus pelatih SSB Surabaya FC.
Hanya, Fachrudin mengakui ia kerap mendapatkan dana kompensasi itu dari pemainnya sendiri. "Biasanya, manajemen klub bilang ke pengelola SSB kalau kompensasi itu antara SSB dengan pemain, karena uang yang dikeluarkan klub profesional sudah cukup besar," terang eks pemain PSIS dan Deltras itu.
Fachrudin menyatakan tidak ada hitam di atas putih antara SSB dan klub profesional, atau SSB dengan pemain soal pemberian kompensasi tersebut.
"Hanya saling percaya saja. Kalau memang tidak diberikan mau apa lagi, sejauh PSSI juga belum tegas memberlakukan aturan ini. Saya berharap regulasinya segera diperjelas," tuturnya. (Fahrizal Arnas)
Editor | : | Ary Julianto |
Sumber | : | BOLA |
Komentar