Janji untuk tidak tergoda melakukan aksi tak sportif seperti sepak bola gajah diucapkan para penggawa PSMS.
Hal ini sudah dibuktikan oleh Tri Yudha Handoko dan Tambun Naibaho di musim 2012 bersama PSMS serta Oki Rengga di musim 2014. Meski hingga saat ini belum mendapatkan pelunasan gaji musim sebelumnya, ketiganya tampil profesional. Hingga laga akhir kompetisi Divisi Utama 2012 dan 2014, justru mereka menyelamatkan tim dari jurang degradasi.
"Seperti meludah ke atas jika kami menerima sejumlah uang yang meminta mengalah. Hal semacam itu aib besar buat karier bermain sepak bola kami. Degradasi merupakan buah dari persiapan yang tidak matang," ujar Tambun Naibaho didampingi Tri Yudha Handoko yang kini kembali berbaju PSMS.
Tambun yang masuk di putaran kedua musim 2012, sama sekali tak menerima gaji. "Tapi saat itu di pertandingan terakhir kalau PSMS tak bermain ke Bangka, mungkin saat ini PSMS tak berkompetisi. Akhirnya kami berangkat, pemain profesional dan loyal," sambungnya.
Situasi krusial juga pernah dialami penjaga gawang, Oki Rengga, ketika berbaju PSBL Langsa. Di laga akhir PSBL bertemu Kwarta FC dan harus mendapatkan kemenangan agar selamat dari degradasi.
"Saya sempat ogah-ogahan tampil di PSBL karena gaji yang tak dibayar. Kalau saya kotor, bisa saja ketika main sama Kwarta tak serius. Apalagi tim itu dari kota saya di Medan. Tapi, saya tetap tampil all-out hingga akhirnya menang 1-0. Sepak bola gajah akan merusak harga diri sebagai pemain," pungkasnya.
Editor | : | |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar