Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mencoba untuk Menemukan Filosofi Pembinaan

By Aning Jati - Jumat, 6 Februari 2015 | 20:58 WIB
Liga Kompas Gramedia, menerapkan standar Bintang 3 untuk pesertanya.
Liga Kompas Gramedia, menerapkan standar Bintang 3 untuk pesertanya.

Standar Sekolah Sepak Bola yang coba dirumuskan oleh ASSBI memang belum sempurna. Namun standar tersebut sedikit banyak mampu membuat perbedaan.

Akan tetapi jangan diharapkan standar itu menjawab secara gamblang filosofi pembinaan sepak bola yang harus dikembangkan di Indonesia.

Filosofi awal dari ASSBI adalah grass root umur 7 -12 tahun, Formative 13-15 (tahap teaching), dan final phase umur 16-17 tahun (tahap coaching).  Hal ini sejalan dengan pola pembinaan yang banyak dilakukan beberapa negara maju dalam mengembangkan konsep pembinaan mereka. 
“Dalam tahap-tahap itu kami mengenalkan filosofi sepak bola secara berbeda-beda. Mulai hanya sekedar mengenalkan di grass root, lalu pengenalan teknis yang benar tahap teaching dan terakhir adalah tahap coaching dengan penekanan pada pertandingan atau game. Pada tahap terakhir itu siswa dianggap sudah menguasai dengan baik teknik dasar sepak bola sehingga hanya perlu dikembangkan permainan secara kolektif dan strategi,” tutur Taufik.
Standardisasi ASSBI
1. Bina Bola 
- Dipimpin oleh penggemar atau mantan pesepak bola yang ingin membina anak-anak bermain sepak bola. 
- Tanpa standar dan aturan apa pun
- Ukuran lapangan bebas 
- Tidak dipungut biaya
2. Bintang 1
- Menggunakan lapangan minimal 80 x 55meter
- Dipimpin oleh pelatih namun tanpa perlu lisensi 
- Dipungut biaya Rp. 30-50 ribu perbulan
- Memiliki jadwal latihan rutin, minimal seminggu sekali
3. Bintang 2
- Menggunakan lapangan minimal 80x55 meter
- Dipimpin oleh pelatih minimal lisensi D
- Dipungut biaya Rp. 150-200 ribu perbulan dan gaji pelatih minimal Rp500 ribu.
- Memiliki jadwal latihan rutin, minimal dua kali seminggu 
- Satu kelas maksimal 20 siswa
- Memiliki surat rekomendasi Asprov PSSI
4. Bintang 3
- Menggunakan lapangan minimal 90x60 meter
- Memiliki pelatih minimal lisensi C
- Memiliki jadwal latihan rutin, tiga hingga empat kali seminggu 
- Dipungut biaya diatas Rp300 ribu perbulan dan gaji pelatih minimal Rp1,5 juta.
- Satu pelatih maksimal 15 siswa
- Kurikulum standar dan rekomendasi Asprov PSSI, memiliki dokter tim dan pelatih fisik
5. Akademi Sepak Bola
- Siswa tidak dipungut biaya
- Siswa merupakan pemain bertalenta dan berbakat 
- Menggunakan lapangan standar internasional
- Mengacu pada program PSSI dan PPLP.

Filosofi awal dari ASSBI adalah grass root umur 7 -12 tahun, Formative 13-15 (tahap teaching), dan final phase umur 16-17 tahun (tahap coaching).  Hal ini sejalan dengan pola pembinaan yang banyak dilakukan beberapa negara maju dalam mengembangkan konsep pembinaan mereka. 

“Dalam tahap-tahap itu kami mengenalkan filosofi sepak bola secara berbeda-beda. Mulai hanya sekedar mengenalkan di grass root, lalu pengenalan teknis yang benar tahap teaching dan terakhir adalah tahap coaching dengan penekanan pada pertandingan atau game. Pada tahap terakhir itu siswa dianggap sudah menguasai dengan baik teknik dasar sepak bola sehingga hanya perlu dikembangkan permainan secara kolektif dan strategi,” tutur Taufik.

Standardisasi ASSBI

1. Bina Bola 

- Dipimpin oleh penggemar atau mantan pesepak bola yang ingin membina anak-anak bermain sepak bola. 

- Tanpa standar dan aturan apa pun

- Ukuran lapangan bebas 

- Tidak dipungut biaya


Editor : Ary Julianto
Sumber : BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X