Sudah lebih dari 1,5 tahun Neymar merapat ke Barcelona. Tapi, isu terkait proses transfer pemuda berusia 22 tahun itu ternyata belum juga tuntas minimal dari sisi hukum.
Transparansi transfer Neymar adalah salah satu alasan Presiden Sandro Rosell mundur dari jabatannya pada Januari 2014. Ia digantikan sang wakil, Josep Maria Bartomeu.
Menurut Rosell dan Barca, Neymar dibeli senilai 57,1 juta euro (setara 823 miliar rupiah). Rinciannya 17,1 juta euro ke Santos dan 40 juta euro ke N&N, perusahaan milik ayah Neymar yang memiliki sebagian hak ekonomi pemain.
Namun, nilai pembelian asli Neymar disebut mencapai 86,2 juta euro. Hal ini membuat Barcelona dan Rosell dianggap melakukan penggelapan pajak. Meski kukuh tak merasa ada masalah dengan perekrutan Neymar, Barca akhirnya mau membayar pajak ekstra 13,6 juta euro ke Hacienda alias otoritas pajak Spanyol, Februari 2014.
Kini, Bartomeu juga harus menghadapi isu yang mirip. Pengadilan Spanyol menerima permintaan Jaksa Penuntut Umum Jose Perals untuk menginvestigasi Bartomeu atas kasus penghindaran pajak terkait transfer Neymar juga.
Dalam surat pernyataannya, Perals meminta Hakim Pablo Ruz menginvestigasi nilai pajak sebesar 2,8 juta euro yang dituduhkan dihindarkan Bartomeu. Jumlah itu adalah pajak dari pembayaran terakhir sebesar 5 juta euro dari Barcelona kepada N&N dan ongkos agen.
Rosell selaku presiden yang merekrut Neymar dituding sengaja membayar pembelian Neymar dengan cara dicicil agar menutupi nilai aslinya. Pembayaran terakhir senilai 5 juta euro tadi terjadi pada 31 Januari, delapan hari setelah Rosell mundur dan Bartomeu sudah menjadi presiden.
Alhasil kasus tuntutan pajak ini tak hanya dikenakan kepada Rosell, tetapi juga Bartomeu! Ia diminta hadir di persidangan pada 13 Februari di pengadilan.
Editor | : | Rizki Indra Sofa |
Sumber | : | El Mundo Deportivo |
Komentar