Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Manchester City dan Pembekuan Aset

By Caesar Sardi - Kamis, 9 April 2015 | 15:01 WIB
Thaksin Shinawatra, proses ambil alih Manchester City terganggu.
David Cannon/Getty Images
Thaksin Shinawatra, proses ambil alih Manchester City terganggu.

and-proper-persons test di Premier League.

Proses takeover menjadi kacau setelah aset-aset sebesar 830 juta pound milik mantan Perdana Menteri Thailand itu dibekukan di negara asalnya karena tuduhan korupsi. Pihak City pun mulai menyusun rencana tanpa Shinawatra.

Chief Executive City, Alistair Mackintosh, malah memilih menemui para kandidat manajer City, seperti pelatih Sevilla, Juande Ramos, pelatih PSV Eindhoven, Ronald Koeman, dan pelatih asal Belanda lainnya, Co Adriaanse.

Mantan bos Liverpool, Graeme Souness dan Gerard Houllier, juga masuk daftar incaran. Padahal keinginan Thaksin adalah Sven Goran Eriksson. Kabar dari lingkungan Thaksin bahkan menyebutkan sudah ada kesepakatan dengan Eriksson.

Thaksin diberi waktu 60 hari untuk memberikan bukti-bukti kepada komite antikorupsi di Thailand. Itu demi membuktikan bahwa kekayaannya bersih dari penjualan bebas pajak saham keluarga perusahaan telekomunikasi, Shin Corp, kepada pemerintah Singapura senilai 1 miliar pound. Jika tuduhan dan proses hukum diikuti, Premier League untuk pertama kalinya akan memakai peraturan fit-and-proper-persons test yang pertama kali diperkenalkan pada Agustus 2004.

Pihak Thaksin melalui pengacaranya, Michael Goldberg, menyatakan tekanan dari junta militer yang menguasai Thailand merupakan tindakan untuk menghancurkan kehormatan Thaksin. Thaksin sendiri kini tinggal di London setelah sempat tidak diizinkan kembali ke Thailand.

“Junta terus mencari-cari celah hukum untuk menghancurkan Dr Thaksin, keluarganya, temantemannya, dan aktivitas bisnisnya,” Goldberg berbicara kepada Guardian.

Kasus Barton

Implikasinya, pihak City melakukan pertemuan dewan direksi secara mendadak dengan dipimpin langsung oleh chairman klub, John Wardle. Para pengacara klub kemudian meminta Thaksin untuk membuat konfirmasi secara tertulis bahwa ia dalam posisi untuk terus melakukan penawaran dan dewan Manchester City, pemilik stadion, juga harus terlibat.

“Persepsi klub menyimpang. Pengurus klub sebaiknya mematok deadline untuk isu takeover. Ini sudah mencapai arah di mana orang-orang seharusnya bertindak dan diam,” kata Sir Richard Leese, pemimpin dewan.

Hari-hari sulit bagi City. Manajer baru Newcastle, Sam Allardyce, pun mengkritik sikap City atas kasus transfer Joey Barton seharga 5,5 juta pound ke The Magpies. Barton mengklaim bahwa dirinya harus membayar sebesar 300 ribu pound kepada klub sesuai klausul pada kontrak yang menyebutkan dirinya bisa dilepas tanpa ada bayaran transfer. Tapi, pihak City malah menolak.

“Mereka salah kaprah. Ini urusan pribadi, isu rahasia yang tidak semestinya diketahui publik. Saya sangat heran dan ingin menyelesaikan masalah ini.”

(Penulis: Yudhi Febiana)


Editor : Caesar Sardi
Sumber : Jumat 15 Juni 2007, BOLA Edisi No. 1.732


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X