Sumirlan, Direktur Teknik PSM, menilai tindakan Menpora Imam Nahrawi mengintervensi sepak bola Indonesia aneh dan kontradiktif.
"Awalnya kami respek dengan langkah Menpora yang ingin membenahi sepakbola. Tapi, belakangan kami melihat dan menilai tindakan Menpora beserta jajarannya kian aneh dan kontradiktif," ujar Sumirlan usai menggelar pertemuan dengan pemain dan pelatih PSM, Rabu (29/4).
Salah satu tindakan Menpora yang dinilai aneh adalah meminta 18 klub ISL berkompetisi dibawah supervisi tim transisi bukan PSSI.
"Padahal PSSI adalah otoritas tertinggi sepakbola Indonesia yang sudah diakui AFC dan FIFA," tegas Sumirlan yang juga ketua Tim 18 yang beranggotakan klub LSI.
Sebagai anggota PSSI dan voters di Konggres, lanjut Sumirlan, pada pertemuan di Kemenpora, Senin (27/4), Tim 18 sempat mempertanyakan pernyataan Menpora yang menilai pengurus PSSI dibawah La Nyalla Mattalitti punya banyak masalah.
"Tapi, Menpora tidak menjelaskan secara gamblang ke peserta pertemuan, apa masalahnya. Padahal sebagai voters kami punya wewenang memilih dan memundurkan pengurus PSSI sekarang. Pertanyaannya sekarang, masak para voters 'memusuhi' pengurus yang kami pilih sendiri. Dengan kejadian ini, timbul pemikiran bahwa kisruh yang terjadi bukan lagi dalam konteks sepak bola," jelas Sumirlan.
Anehnya lagi, Menpora meminta klub LSI segera berkompetisi dengan 18 klub padahal sejumlah rekomendasi yang mereka dikeluarkan belum dicabut.
"Misalnya rekomendasi BOPI soal larangan berkompetisi buat Arema dan Persebaya. Menpora pun belum mencabut surat permintaan ke kepolisian agar tidak memberikan izin keramaian. Ini kan aneh," papar eks kapten PSM ini.
Sumirlan pun berharap Menpora legowo dengan membiarkan QNB League 2015 berjalan normal dibawah naungan PSSI.
"Kami ini berkompetisi tanpa bantuan APBN dan APBD. Kalau kompetisi terus digoyang, sponsor yang merupakan sumber utama pemasukan klub bisa lari. Kalau itu terjadi, apa Menpora mau tanggungjawab dengan menalangi pengeluaran klub," tegasnya.
Editor | : | Abdi Satria |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar