Masalah demi masalah terus hinggap di tubuh Persija Jakarta. Laga tandang melawan Persipura Jayapura yang sejatinya digelar Sabtu (25/4) tidak mendapat izin pertandingan dari kepolisian.
Batalnya laga melawan Persipura Jayapura tentu saja berimbas pada finansial klub. Tim asal Jakarta ini sedang mengalami kondisi keuangan yang cukup akut, buntut dari konflik PSSI-Menpora yang berujung dengan tidak jelasnya kompetisi Liga QNB 2015.
“Kalau tidak ada konflik dan kompetisi berjalan, pasti keuangan klub juga baik-baik saja. Pemasukan dari sponsor dan pemasukan dari tiket cukup untuk menambal pengeluaran klub.” ujar Ferry Paulus, Presiden Persija.
Dengan kondisi demikian, Macan Kemayoran jelas merugi dan terancam bangkrut. Saat ini manajemen kesulitan melunasi hutang tiga bulan gaji pemain dan ofisial ditambah dengan pelunasan uang muka kontrak beberapa pemain.
Tidak berjalannya kompetisi juga berimbas kepada sponsor, padahal Persija baru saja mengikat kerjasama dengan tiga sponsor.
“Saya tidak paksa Net TV, Columbia, dan Corsa untuk mengucurkan dana sponsor karena memang kompetisi tidak berjalan,” lanjutnya.
Kemungkinan paling buruk adalah memutus semua kontrak pemain musim ini. Karena jika manajemen terus memaksa mengikat pemain di tengah ketidakpastian liga, tentu saja akan membuat hutang klub semakin bertambah.
Editor | : | Gerry Putra |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar