League U-16 Challenge di Osaka, 2-5 April.
Kapten tim Pertamina Soccer School, Ariansyah mengaku kagum dengan kedisiplinan yang dimiliki pesepak bola Jepang. Ariansyah mengamati, mulai dari hal terkecil, anak-anak di Jepang sudah berlaku tertib dan disiplin.
“Mereka sangat tepat waktu. Di dalam pertandingan, setiap pemain sangat disiplin di posisi masing-masing. Selain itu, kerja sama tim sangat kuat,” tutur Ariansyah.
Ratusan pesepak bola dari Jepang, Indonesia, dan Vietnam beraksi di kompetisi U-16 yang telah berjalan sejak delapan tahun yang lalu. Mereka ditampung di fasilitas latihan sepak bola terbesar di Jepang bernama J-Green Dream Camp.
Saat sesi makan bersama, banyak hal kecil yang patut dicontoh. Para pemain Jepang sangat menghargai makanan. Sama seperti orang Indonesia, makanan pokok mereka adalah nasi. Di setiap menu, pasti disediakan salad yang berisis sayuran segar. Setelah makan, pemain merapikan meja dan kursi lalu menyerahkan alat makan ke bagian cuci piring.
“Piring dan mangkuk kotor pun harus dibersihkan lebih dulu sebelum diserahkan ke petugas kebersihan,” katanya.
Dari hal terkecil itu saja sudah bisa dibangun cara bertanggung jawab dengan lingkungan sekitar. Hal itulah yang patut ditiru oleh anak-anak Indonesia. Selain itu, anak-anak di Jepang sangat sopan dan ramah. Mereka mudah membaur dengan anak-anak Indonesia dan Vietnam.
“Saya senang sekali bisa bermain di kompetisi ini. Terlebih, kami mendapat pengalaman tambahan yakni menonton pertandingan Gamba Osaka,” lanjutnya.
Pemain Vietnam juga sangat antusias. Oleh para pelatih dan manajer, mereka diwajibkan meniru dan belajar dari sepak bola Jepang, mulai dari teknik bermain hingga perilaku di luar lapangan.
“Lionel Messi hebat, tetapi pemain Jepang yang harus kami tiru karena sama-sama dari Asia,” tutur pemain dari PVF Vietnam, Nguyen Dinh Bao.
Editor | : | Wiwig Prayugi |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar