Mantan Wakil Sekjen PSSI, Tondo Widodo menilai keberadaan Djohar Arifin Husin yang kembali maju dalam pencalonan ketua umum di Kongres Pemilihan PSSI, 19 April 2015 di Surabaya, kurang tepat. Ia menilai, Djohar Arifin tdak memiliki kapasitas untuk menjadi ketua umum.
"Djohar itu kartu mati. Ia terpilih empat tahun lalu, karena tidak ada calon lain. Apalagi selama empat tahun ini, Djohar tidak memiliki prestasi apa-apa. Ketua umum PSSI itu harus memiliki visi dan misi membangun sepak bola yang lebih baik, disamping memiliki kekuasaan dan kharisma. Djohar sama sekali tidak memiliki syarat-syarat itu, apalagi bila berbicara masalah dana," ungkap Tondo.
Tidak ketinggalan Tondo juga menggarisbawahi keberadaan Muhammad Zein dan Subardi, dua orang yang pernah menjadi Exco PSSI di era Nurdin Halid ini. "Mereka adalah pemain lama. Kalau PSSI ingin bersih dan berprestasi, jangan pilih orang-orang seperti mereka," tandas Tondo
Namun Djohar yang memilih Tondo untuk menjadi Wasekjen PSSI, tak peduli dengan penilaian mantan buahnya itu. Bagi Djohar publik sepak bola nasional bisa melihat dan menilai sendiri kinerjanya saat ini. Djohar sendiri tak pernah menyombongkan diri meski pada saat ia memimpin PSSI, Indonesia
untuk pertama kalinya bisa menjuarai Piala AFF meski hanya Piala AFF U-19.
Pada masanya pula, PSSI mampu membangun kantor dengan biaya 13 miliar rupiah. "Pada masa saya pula PSSI bisa menerima FIFA Goal Project dan PSSI akhirnya memiliki camp pelatihan di Sawangan dengan kontrak 25 tahun," ungkap Djohar.
Editor | : | Ary Julianto |
Sumber | : | BOLA |
Komentar