2019 didasari niat yang sederhana. Pada Kongres Pemilihan PSSI di Surabaya, 19 April nanti, ketua incumbent ini ingin mempertahankan sistem yang sudah tertata di PSSI.
“Saya mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI 2015-2019 karena ingin mempertahankan sistem di PSSI yang sudah kami perbaiki sejak 2012. Jadi bukan mempertahankan dinasti atau rezim ini, tetapi sistem,” kata Djohar Arifin Husin.
Beberapa perbaikan menurut Djohar sudah banyak ia lakukan untuk PSSI selama periode 2011-2015. “Reformasi organisasi sudah kami jalankan di PSSI seperti mengubah pengurus daerah dengan pembentukan Asosiasi Provinsi. Pembentukan Asprov ini dimaksudkan agar wewenang kegiatan sepak bola daerah itu diberikan kepada daerah. Mau maju atau mundur, mereka yang paling tahu. Semua urusan daerah, biarlah diurus daerah,” ungkap Djohar Arifin Husin.
Selain itu Djohar juga telah membuat banyak perubahan dalam reformasi manajemen PSSI, misalnya di sektor karyawan dan pekerja profesional di organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia itu.
“Dalam manajemen di PSSI, kami bekerja sama dengan lembaga manajemen UI agar menentukan fungsi-fungsi manajemen di PSSI seperti apa. Kemudian semua karyawan kami pensiunkan, lalu kami tes lagi mereka dan karyawan baru lainnya, sehingga yang bekerja di PSSI adalah pekerja profesional,” tuturnya.
Editor | : | Ary Julianto |
Sumber | : | BOLA |
Komentar