Grup 4 Divisi Utama diprediksi berjalan panas karena terdapat tiga klub asal DIY, yakni PSS, PSIM, dan Persiba Bantul. Ketiga klub itu dikenal memiliki kelompok pendukung yang saling tak harmonis.
PSS mengupayakan pindah grup untuk menghindari pertemuan dengan rival tetangganya. Potensi ricuh antarsuporter yang bisa berujung sanksi bakal merepotkan PSS. Dengan pemasukan dari tiket pertandingan yang tinggi, PSS rugi besar bila harus menjalani laga usiran atau tanpa penonton lantaran mendapat sanksi.
Akan tetapi, tidak hanya di level manajemen klub yang memberi perhatian pada partai derby yang akan tersaji di Grup 4. Sejumlah suporter masih memiliki kepedulian berupaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dengan berencana menggelar sebuah pertemuan. Suporter memandang perlunya pertemuan suporter dari ketiga klub untuk berkomitmen agar DIY tetap kondusif selama kompetisi Divisi Utama 2015.
"Kami sepenuhnya mendukung pertemuan suporter dari tiga klub di Yogyakarta. Rencana ini harus direalisasikan. Tidak hanya kelompok suporter, tapi pihak keamanan perlu diundang. Mereka memiliki peran penting,” ujar Rahmat Kurniawan, presiden Brajamusti, kelompok pendukung PSIM.
Harapan sama disampaikan Paserbumi, suporter Persiba. Lurah Paserbumi, Rumawan, mengungkapkan harus ada komitmen di antara pendukung tim di DIY. Bila semua memiliki komitmen menjaga Yogyakarta tetap kondusif, maka tiga tim itu bisa tetap berada di grup sama.
"Tak masalah bila PSS, Persiba Bantul, dan PSIM berada di grup sama asal suporter berkomitmen bersaing secara sehat dan tidak merugikan masyarakat Yogya. Kami juga mendukung diadakannya pertemuan antarsuporter," ucap Rumawan.
Ketua Umum Slemania, Lilik Yulianto, mengungkapkan segera mengirimkan surat resmi kepada Ketua KONI DIY, GBPH Prabukusumo. Slemania berharap Gusti Prabu memfasilitasi pertemuan seluruh kelompok suporter yang ada di DIY.
Editor | : | |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar