Parma resmi dinyatakan bangkrut pada Kamis (19/3) malam WIB. Belakangan diketahui bahwa utang Parma mencapai lebih dari 200 juta euro. Angka ini setara dengan lebih dari 2 triliun rupiah.
Berdasarkan dokumen resmi yang dikeluarkan pengadilan, Parma terlilit utang mencapai 218.446.754 euro (setara Rp2,7 triliun). Utang itu sudah termasuk utang olah raga, utang kepada bank, dan utang pajak.
Utang olah raga Parma (gaji paemain dan staf) mencapai 74.360.912 euro, utang bank Parma sebesar 10.000.000 euro, dan penunggakan pajak Parma mencapai 25.000.000 euro.
Nilai utang Parma sangat besar jika dianalogikan dengan jumlah pengeluaran tiga klub elite Liga Super Indonesia seperti Arema Cronus, Persija Jakarta, dan Persib Bandung.
Berdasarkan data yang dihimpun BOLANEWS, Arema menganggarkan dana sebesar Rp45 miliar untuk LSI 2015. Persib juga menganggarkan jumlah yang sama, sedangkan Persija menganggarkan Rp40 miliar.
Jika ditotal, anggaran ketiga klub top LSI itu mencapai 130 miliar dalam semusim. Artinya, jumlah utang Parma bisa digunakan untuk membiayai operasional Arema, Persib, dan Persija mengarungi LSI selama 20 musim! (Baca juga: Ini Dia Estimasi Biaya Klub untuk LSI 2015)
Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) memberikan tenggat waktu hingga 28 Juni bagi siapa pun yang ingin menjadi investor Parma. Jika tidak mendapat investor, Parma akan terjun ke Serie D di musim 2015/16.
Setelah resmi dinyatakan bangkrut, FIGC dan Lega Serie A akan membantu pendanaan Parma hingga musim 2014/15 berakhir. Dana operasional Parma itu didapat dari urunan kontestan Serie A musim ini.
Editor | : | Tulus Muliawan |
Sumber | : | Football Italia |
Komentar