Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Timnas U-16 Berguru ke Uruguay

By Caesar Sardi - Kamis, 19 Maret 2015 | 19:04 WIB
Ilustrasi.
Dok. BOLA
Ilustrasi.

PSSI sepertinya tak pernah lelah untuk terus mencari terobosan baru guna meningkatkan kualitas pemain. Pengiriman pemain untuk berguru ke luar negeri terus dijalankan.

Sejak tahun 1980-an dengan program pemain Bina Tama, yang berguru ke Brasil, lalu program Primavera tahun 1995 di Italia, kemudian program timnas U-23 ke Belanda, kini Badan Timnas PSSI menjalankan program baru: berguru ke Uruguay.

Proses ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun lalu. Program berguru ke Uruguay sendiri sudah menjadi cadangan seandainya program timnas U-23 ke Belanda lalu ditolak KNVB. Hal ini diambil setelah Nirwan D. Bakrie memperoleh undangan dari koleganya yang merupakan pengurus Asociacion Uruguay de Futbol (AUF).

“Ini merupakan program undangan langsung dari mereka. Kami menyikapinya dengan pembentukan tim yang dikirim ke sana dan mengikuti kompetisi U-16 di Uruguay,” jelas Rahim Soekasah, Direktur BTN.

Guna mencari 25 pemain yang akan dikirim, PSSI akan menugaskan pencari bakat yang dipimpin Iswadi Idris dari kompetisi Piala Medco U-15 dan kompetisi kelompok umur lain. Oktober nanti, pelatih asal Uruguay akan datang dan melatih para pemain selama dua bulan untuk selanjutnya memilih 25 pemain yang dibawa ke Montevideo, Uruguay. Sebelumnya mereka juga wajib belajar bahasa Spanyol agar bisa memahami instruksi dan berkomunikasi.

Sama halnya dengan Primavera, timnas U-16 nanti akan mendapat fasilitas latihan dan penginapan lengkap. “Mereka mengikuti kompetisi dengan poin yang dihitung, tetapi kami selalu melakukan pertandingan away,” jelas Rahim.

Biaya yang dibutuhkan kabarnya mencapai satu juta dolar AS atau sekitar 8,8 miliar rupiah. “Kisarannya seperti itu, namun bisa lebih atau kurang,” jelas Rahim.

Hanya, program seperti ini tak mempunyai jaminan sukses. Malah sudah banyak cerita kegagalan tentang program sejenis sebelumnya. “Soal gagal atau berhasil jangan divonis terlebih dulu. Kami tak melakukan program seperti ini pun belum tentu berhasil, jadi tak ada salahnya dicoba lagi,” tutur Rahim.

Pemilihan Uruguay pun agaknya kurang meyakinkan. Meski negeri ini pernah dua kali menjuarai Piala Dunia dan memiliki pemain sekaliber Javier Chevanton atau Cristian Gonzales dan Ronald Fagundez (Persik), prestasi mereka tak segemerlap dulu lagi. “Pilihan itu didasarkan program Uruguay yang memiliki kompetisi pemain dan lebih tertata,” ungkap Rahim.

(Penulis: Ary Julianto)


Editor : Caesar Sardi
Sumber : BOLA Edisi No. 1.727, Selasa 29 Mei 2007


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X