10 Juni ini.
Mengapa demikian? Sudah pasti karena yang dinilai paling pantas mengangkat trofi itu hanya dua orang, Roger Federer atau Rafael Nadal. Kedengarannya memang tidak adil karena pemain lain pun ingin jadi juara di kompleks Roland Garros.
Tapi, kenyataanlah yang membuat piala tersebut diprediksi hanya milik kedua peringkat teratas itu. Pasalnya keduanya mendominasi arena grand slam dua tahun terakhir ini, seolah tak memberi kesempatan kepada pemain lain untuk menikmati gelar di ajang bergengsi itu. Nadal adalah penerima trofi Musketeers dua tahun terakhir, sedangkan Federer berjaya di tiga grand slam lain, Australia dan AS Terbuka, serta Wimbledon.
“Turnamen ini baru dimulai dan Anda sudah membicarakan final Federer dan Nadal,” ucap unggulan keempat asal Rusia, Nikolay Davydenko, dengan gusar.
Persaingan Wajar
Namun, tak semua pemain tersinggung karena tak dianggap. Wakil Rusia lain, Marat Safin, yang sudah tumbang di babak kedua, merasa pertanyaan soal rivalitas Federer-Nadal adalah sesuatu yang wajar. Safin adalah orang terakhir yang bisa menjuarai grand slam sebelum didominasi Federer-Nadal, tepatnya Australia Terbuka 2005.
“Sudah pasti merekalah favoritnya. Tapi sulit memperkirakan siapa yang bakal juara mengingat Roger mengalahkan Rafael di Hamburg dengan skor 6-0 di set ketiga,” kata Safin, seperti dilansir Reuters. Kemenangan Federer atas Nadal di Hamburg, Jerman, dua minggu lalu adalah yang pertama di lapangan tanah.
Federer sendiri tidak menolak dijadikan calon terkuat juara. Namun, maestro Swiss ini tetap merendah dengan mengatakan bahwa siapa pun bisa jadi kampiun.
“Memang hanya kami yang bisa jadi juara grand slam dua tahun terakhir, jadi orang pun terus membicarakan rivalitas kami. Tapi, pemain bukan hanya kami,” ujar kolektor 10 mahkota grand slam itu.
Namun, tak salah juga jika orang menjagokan Federer-Nadal. Sebabnya hingga Rabu (30/5) waktu Indonesia, sudah 12 unggulan di putra yang tumbang.
Sementara itu, di putri persaingan lebih merata dan baru tiga unggulan yang gugur. Tiga peringkat teratas putri, Justine Henin dari Belgia, serta dua wakil Rusia, Maria Sharapova dan Svetlana Kuznetsova, adalah yang paling difavoritkan jadi juara.
(Penulis: Rahayu Widiyarti)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Jumat 1 Juni 2007, BOLA Edisi No. 1.728 |
Komentar