Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jerman Mengikuti Cili dan Italia

By Anggun Pratama - Kamis, 26 Maret 2015 | 18:15 WIB
Joachim Loew, belajar dari Italia dan Cili
Getty Images
Joachim Loew, belajar dari Italia dan Cili

an, Jerman dikenal sebagai tim yang identik dengan sistem permainan 3-5-2 dan variannya seperti 5-3-2. Kunci permainan mereka ada di dua bek sayap dan seorang bek tengah dengan peran sebagai libero.

Pemain seperti Lothar Matthaeus atau Matthias Sammer terlihat menonjol di sentral pertahanan dengan sistem tersebut.
Sejak Piala Eropa 1996, Jerman mulai sering mengubah sistem menjadi yang lebih umum saat itu seperti 4-4-2. Mulai 2004, Jerman selalu menggunakan sistem empat bek.
Bahkan sejak pertengahan 2009, Jerman hampir selalu menggunakan sistem 4-2-3-1. Die Panzer juara dunia pada 2014 dengan sistem tersebut.
Namun, ada yang berubah dalam tiga laga terbaru Jerman.
Pada pekan pertandingan internasional November 2014, Jerman kembali menggunakan sistem tiga bek seperti di era 1990-an.
Ketika menghadapi Gibraltar di Kualifikasi Piala Eropa 2016, Jerman tampil dengan 3-5-2 dan menang 4-0. Di laga uji coba kontra Spanyol yang berujung kemenangan 1-0, Tim Panser juga menggunakan sistem tiga bek: 3-3-3-1
Di laga terbaru, yakni kontra Australia (25/3), Jerman juga bermain dengan sistem 3-5-2.
Pelatih Joachim Loew mengaku memang ingin membuat uji coba dengan sistem tersebut. Loew menyebut dirinya mencoba belajar dari Cili dan Italia.
Kedua tim tersebut belakangan konsisten dengan sistem tiga bek. Cili bersama Jorge Sampaoli menggunakan skema dasar 3-4-3, yang bisa berubah menjadi 3-3-3-1. Permainan La Roja sangat agresif nan ofensif
Italia bersama Antonio Conte mantap memakai 3-5-2. Sistem tersebut membuat Conte mendominasi Serie A bersama Juventus sejak 2011/12. Pertahanan Italia sejauh ini terlihat lebih solid
“Italia bermain dengan sistem tiga bek kaku. Di sisi lain, pelatih Cili ingin dua bek sayap sangat agresif,” kata Loew kepada stasiun televisi Jerman ZDF.
“Anda harus punya pilihan apakah Anda ingin bermain ofensif atau tidak. Kami ingin membuat perubahan kecil dari sisi taktik. Kami merasa belakangan lawan bermain lebih defensif ketika bertemu Jerman. Kami butuh solusi,” ucap Loew lagi.
Demi mempelajari sistem tiga bek tersebut, Loew sampai mengirim kepala departemen scouting timnas Jerman, Urs Siegenthaler, guna menyaksikan laga Cili vs Iran (26/3) dan Bulgaria vs Italia (28/3).
“Cili bermain sangat fleksibel. Cara bermain mereka merupakan hal yang bisa kami pelajari,” ujar Loew. (gun)
Jerman vs Gibraltar 4-0
3-5-2
1-Neuer; 2-Mustafi, 17-Boateng, 15-Durm; 11-Bellarabi, 6-Khedira, 18-Kroos, 19-Goetze, 10-Podolski; 13-Mueller, 23-Kruse
Spanyol vs Jerman 0-1
3-3-3-1
12-Zieler; 16-Rudiger, 2-Mustafi, 4-Hoewedes; 7-Rudy, 6-Khedira, 15-Durm;, 13-Mueller, 18-Kroos, 8-Volland; 19-Goetze
Jerman vs Australia 2-2
3-5-2
12-Zieler; 14-Badstuber, 4-Hoewedes, 2-Mustafi; 16-Bellarabi, 21-Guendogan, 6-Khedira, 8-Oezil, 3-Hector; 19-Goetze, 11-Reus

Pemain seperti Lothar Matthaeus atau Matthias Sammer terlihat menonjol di sentral pertahanan dengan sistem tersebut.

Sejak Piala Eropa 1996, Jerman mulai sering mengubah sistem menjadi yang lebih umum saat itu seperti 4-4-2. Mulai 2004, Jerman selalu menggunakan sistem empat bek.

Bahkan sejak pertengahan 2009, Jerman hampir selalu menggunakan sistem 4-2-3-1. Die Panzer juara dunia pada 2014 dengan sistem tersebut.

Namun, ada yang berubah dalam tiga laga terbaru Jerman.

Pada pekan pertandingan internasional November 2014, Jerman kembali menggunakan sistem tiga bek seperti di era 1990-an.

Ketika menghadapi Gibraltar di Kualifikasi Piala Eropa 2016, Jerman tampil dengan 3-5-2 dan menang 4-0. Di laga uji coba kontra Spanyol yang berujung kemenangan 1-0, Tim Panser juga menggunakan sistem tiga bek: 3-3-3-1

Di laga terbaru, yakni kontra Australia (25/3), Jerman juga bermain dengan sistem 3-5-2. Laga ini berakhir imbang 2-2

Pelatih Joachim Loew mengaku memang ingin membuat uji coba dengan sistem tersebut. Loew menyebut dirinya mencoba belajar dari Cili dan Italia.

Kedua tim tersebut belakangan konsisten dengan sistem tiga bek. Cili bersama Jorge Sampaoli menggunakan skema dasar 3-4-3, yang bisa berubah menjadi 3-3-3-1. Permainan La Roja sangat agresif nan ofensif

Italia bersama Antonio Conte mantap memakai 3-5-2. Sistem tersebut membuat Conte mendominasi Serie A bersama Juventus sejak 2011/12. Pertahanan Italia sejauh ini terlihat lebih solid

“Italia bermain dengan sistem tiga bek kaku. Di sisi lain, pelatih Cili ingin dua bek sayap sangat agresif,” kata Loew kepada stasiun televisi Jerman ZDF.

“Anda harus punya pilihan apakah Anda ingin bermain ofensif atau tidak. Kami ingin membuat perubahan kecil dari sisi taktik. Kami merasa belakangan lawan bermain lebih defensif ketika bertemu Jerman. Kami butuh solusi,” ucap Loew lagi.

Demi mempelajari sistem tiga bek tersebut, Loew sampai mengirim kepala departemen scouting timnas Jerman, Urs Siegenthaler, guna menyaksikan laga Cili vs Iran (26/3) dan Bulgaria vs Italia (28/3).

“Cili bermain sangat fleksibel. Cara bermain mereka merupakan hal yang bisa kami pelajari,” ujar Loew.

Sistem permainan Jerman di tiga laga terbaru:

Jerman vs Gibraltar 4-0

3-5-2

1-Neuer; 2-Mustafi, 17-Boateng, 15-Durm; 11-Bellarabi, 6-Khedira, 18-Kroos, 19-Goetze, 10-Podolski; 13-Mueller, 23-Kruse

Spanyol vs Jerman 0-1

3-3-3-1

12-Zieler; 16-Rudiger, 2-Mustafi, 4-Hoewedes; 7-Rudy, 6-Khedira, 15-Durm;, 13-Mueller, 18-Kroos, 8-Volland; 19-Goetze

Jerman vs Australia 2-2

3-5-2

12-Zieler; 14-Badstuber, 4-Hoewedes, 2-Mustafi; 16-Bellarabi, 21-Guendogan, 6-Khedira, 8-Oezil, 3-Hector; 19-Goetze, 11-Reus

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Anggun Pratama
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X