Inter menciptakan skor final terbesar sepanjang sejarah. Tapi, Inter tidak punya alasan untuk senang karena mereka di pihak yang kalah… dengan telak!
I Nerazzurri secara mengejutkan tumbang 2-6. Skor jomplang yang menumbangkan rekor lama atas nama laga Roma-Torino musim 1992/93 (5-2) itu sangat tepat menggambarkan permainan di atas lapangan. Inter memang kalah segalanya.
Skuad asuhan Roberto Mancini tidak sanggup mengimbangi kecepatan Roma, yang langsung menggebrak sejak menit pertama. Inter memberikan terlalu banyak ruang pada Roma. Dalam tempo seperempat jam, mereka sudah tertinggal 0-3.
“Lima belas menit pertama adalah neraka. Kami benar-benar absen. Kami memberikan semua ruang yang dibutuhkan Roma dan membiarkan mereka melakukan keinginannya, terutama di sektor sayap,” keluh Mancini kepada Channel4.
Kekalahan telak ini hampir pasti akan menggagalkan ambisi Inter menjadi klub pertama yang tiga kali berturut-turut menjuarai Coppa Italia. La Beneamata adalah juara musim 2004/05 dan 2005/06 dengan mengalahkan Roma di final.
Untuk menjadi kampiun musim ini, Inter harus menang minimal 4-0 dalam pertemuan kedua di San Siro, 17 Mei. Menurut Mancini, target itu adalah mission impossible. “Sangat sulit membalikkan skor ini. Tidak mudah mencetak empat gol dan tidak kebobolan di partai kedua nanti. Roma jauh lebih termotivasi daripada kami,” tambah Mancini.
Belum Berpesta
Namun, dengan keunggulan yang sudah dikantunginya, Roma belum mau berpesta. Mereka sadar dua gol away yang dibuat oleh Hernan Crespo tetap membuka peluang I Nerazzurri.
“Sudah pernah terjadi di masa lalu di mana kami kebobolan banyak gol dalam waktu yang singkat setelah sempat memimpin,” kata allenatore I Giallorossi, Luciano Spalletti.
Spalletti merujuk pada laga Piala Super Italia, Agustus 2006. Sempat unggul 3-0 hingga menit ke-34, Roma akhirnya kalah 3-4 dari Inter setelah melalui babak perpanjangan waktu.
“Kami menikmati keunggulan ini, tapi tidak akan tergantung kepadanya di San Siro. Itu adalah kesalahan besar jika Anda menghadapi klub besar seperti Inter,” tukas Spalletti lagi.
Bila akhirnya berhasil menjadi juara, Roma bakal mengoleksi gelar kedelapan. Mereka hanya kalah dari Juventus dengan sembilan gelar. Roma tidak pernah menjadi juara Coppa Italia lagi sejak keberhasilan terakhir mereka musim 1990/91.
(Penulis: Dwi Widijatmiko)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Jumat 11 Mei 2007, BOLA Edisi No. 1.722 |
Komentar