taka dikenal sebagai senjata andalan Barcelona. Hanya, duel el clasico kontra Real Madrid di Camp Nou, Minggu (22/3) membuktikan bahwa Barca punya senjata lain yang tak kalah mematikan.
Tiki-taka ala Barca tak membuat mereka mendominasi laga secara mutlak. Statistik penguasaan bola cenderung berimbang yakni 52,4 persen untuk tuan rumah, berbanding 47,6 persen bagi Madrid.
Persentase penguasaan bola Barca di el clasico itu adalah yang terendah dari seluruh laga yang mereka jalani di seluruh kompetisi musim ini.
Kendati demikian, arsitek Barca yang mulai bekerja pada awal musim 2014/15, Luis Enrique, tetap patut mendapatkan kredit. Enrique punya solusi tatkala sepak bola operan milik Barca sukses diredam lawan.
Kemenangan 2-1 yang dipetik Barca atas Madrid lahir berkat gol-gol via skema bola mati dan bola panjang. Gol pertama dicetak Jeremy Mathieu yang berhasil menanduk tendangan bebas Lionel Messi.
Sementara proses gol kedua diawali oleh umpan jauh Dani Alves dari wilayah pertahanan. Sebuah pendekatan yang sebenarnya tak begitu identik dengan Barca.
“Kami selalu ingin menguasai bola dan membuat peluang. Namun, ketika lawan mampu mengimbangi, Anda harus beradaptasi,” ujar Enrique dalam konferensi pers seusai laga.
Musim ini, Barcelona sudah sembilan kali membuat gol sundulan. Rataan operan jauh akurat mereka juga paten, yakni 34,1 per gim, alias hanya kalah banyak dari Vallecano (36,2).
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar