sia latihan keras yang dijalani Hamim Tohari (wasit asal Lamongan) dan Fuad Kohar (asisten asal Surabaya) yang berlatih di Kediri akhir Februari. Keduanya bersama Dwi Purba (Kudus) dinyatakan lulus pada tes penyaringan sebagai wasit FIFA yang digelar di Kuala Lumpur pada Maret ini.
Ketiga perangkat pertandingan itu bakal menambah jumlah wasit dan asisten wasit asal Indonesia yang berstatus wasit FIFA. Hamim, Fuad, dan Dwi mampu bersaing dengan wasit asal negara Asia lainnya.
Pada tes kebugaran, Hamim mampu melahap 13 putaran. Sedangkan masing-masing, Dwi Purba 11 kali dan Fuad 10 putaran.
Lolosnya ketiga perangkat pertandingan itu dari tes FIFA tentu jadi kabar gembira buat PSSI dan sepak bola Indonesia.
"Hal ini jadi bukti kualitas pengetahuan wasit Indonesia bisa disandingkan level Asia. Selain itu, kompetisi Indonesia mampu meningkatkan SDM perwasitan," tutur Purwanto, anggota Komisi Wasit PSSI.
Purwanto juga meralat bahwa hanya tiga orang itu yang dikirim ke Malaysia, bukan empat wasit seperti pernah diungkapkannya. Yang menarik, kata Purwanto, semua wasit FIFA yang dimiliki Indonesia masih relatif muda.
"Jika mereka bisa menjaga kebugaran fisik dan terus meningkatkan pengetahuan Law of the Games sepak bola, saya yakin bisa bertahan lama sebagai wasit FIFA. Ilmu sepak bola berkembang terus. Selanjutnya tergantung wasit-wasit kita, apakah mau belajar mengikuti perkembangan ilmu itu," kata Purwanto.
Editor | : | Gatot Susetyo |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar