Sempat terdegradasi pada musim 2010/11, Persebaya mencoba bangkit di persaingan kasta elite. Di musim perdana kembali di Liga Super Indonesia 2014, Tim Bajul Ijo langsung tancap gas.
Persebaya menerobos persaingan babak 8 besar. Memang akhirnya mereka tersingkir di persaingan level ini. Namun, pencapaian tersebut disebut luar biasa bagi klub yang baru promosi.
Gebrakan lebih dahsyat pernah dibuat Persebaya pada musim 2004. Setahun setelah promosi ke pentas Liga Indonesia, mereka langsung menjadi jawara kasta tertinggi.
Ambisi tinggi diapungkan menatap persaingan LSI 2015 ini. PT Mitra Muda Inti Berlian melakukan perombakan besar terhadap manajemen klub di akhir kompetisi LSI 2014.
Perubahan personel di tubuh manajemen diharapkan membuat peruntungan Persebaya di LSI 2015 menjadi lebih baik. Meski tak memasang target muluk layaknya musim lalu, langkah manajemen Persebaya yang dikomandoi Gede Widiade selaku CEO tampaknya sudah mengarah di jalur yang benar.
Gagal total di turnamen pramusim Piala Gubernur Jatim 2015, tim polesan Ibnu Grahan itu menebusnya dengan menempati urutan ketiga di turnamen pemanasan lain, Surya Citra Media Cup 2015.
Mereka mengalahkan Persela 1-0 di perebutan tempat ketiga. Untuk tim yang mayoritas dihuni pemain muda usia, posisi ketiga di turnamen yang diikuti tim-tim sebesar Semen Padang, Persija, dan Sriwijaya FC dianggap cukup mengejutkan.
Meski memiliki nama dan reputasi besar di kancah sepak bola Tanah Air, Persebaya sempat dipandang sebelah mata. Maklum, materi pemain The Green Force saat ini tak segemerlap musim lalu yang dipenuhi bintang kelas satu.
Kekuatan Persebaya kini tertumpu pada pemain-pemain pilar jebolan timnas U-19 besutan Indra Sjafri. Namun, dengan kekuatan cenderung minimalis diantara deretan klub elite, Persebaya mencuat sebagai kuda hitam yang kudu diwaspadai.
Editor | : | Bolanews |
Sumber | : | Harian BOLA (Ario Yosia/Fahrizal Arnas) |
Komentar