Berbagai pujian mengiringi kepergian Marcello Lippi dari klub raksasa Tiongkok, Guangzhou Evergrande. Pelatih juara Piala Dunia 2006 itu resmi meninggalkan Evergrande dari kursi tim pelatih.
Pada November lalu Lippi memang sudah menyerahkan kursi panas kepada eks pemainnya di timnas Italia, Fabio Cannavaro, dan menjabat sebagai direktur teknik. Kini, Lippi resmi meninggalkan juara Liga Champion Asia 2013 itu.
Dalam pernyataan resmi, Evergrande menyebut pelatih berusia 66 tahun itu mengakhiri kontraknya lebih cepat dengan alasan kesehatan dan keluarga. Evergrande setuju melepas Lippi meski durasi kontraknya berlaku hingga November 2017.
Klub dan fan memuji Lippi sebagai juru taktik hebat, seorang gentleman sejati, dan memberikan kontribusi besar pada perkembangan sepak bola Tiongkok.
"Pria sejati dengan kepribadian yang bagus. Lippi juga pembawa pesan sepak bola dan sosok terkasih dari ratusan ribu fan di Tiongkok," begitu pernyataan klub.
Berdasarkan keterangan sumber yang dekat dengan Lippi, Xinhua melaporkan kepergian Lippi dipicu rumor peluangnya untuk kembali menangani tim di Kualifikasi Piala Dunia 2018.
Di sisi lain, Lippi disebut Xinhua pergi dengan meninggalkan warisan abadi buat sepak bola Tiongkok, yang selama ini diganggu skandal penyuapan dan prestasi timnas yang tak meyakinkan. Warisan itu seperti diungkapkan adalah pendekatan personal baik dalam taktik maupun latihan, yang dianggap merupakan cara ampuh dan efektif untuk mengembangkan talenta pemain muda serta pengelolaan manajemen klub.
"Grazie Marcello," tulis salah seorang fan di akun Sina Weibo, jejaring sosial semacam Twitter. Fan lainnya menuliskan "terima kasih Anda membawa sepak bola Tiongkok ke era sepak bola industri."
Editor | : | Aning Jati |
Sumber | : | - |
Komentar